kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,85   -7,45   -0.82%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkes: Tolong kami jangan ditanya identitas pasien virus corona


Selasa, 03 Maret 2020 / 19:18 WIB
Kemenkes: Tolong kami jangan ditanya identitas pasien virus corona
ILUSTRASI. Warga Depok yang tinggal di Kawasan rumah terduga Virus Corona, memakai masker antisipasi mewabahnya virus tersebut, Senin (2/3/2020). (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tidak menanyakan informasi pribadi dari pasien yang positif terjangkit virus Korona.

"Ada hal lain yang harus sama-sama kita jaga etikanya, adalah bahwa di dalam penegakan diagnosa ada rahasia-rahasia etik kedokteran dan dipegang teguh oleh seluruh tenaga kesehatan," ujar Yuri di Gedung Kemenkes, Selasa (3/3).

Baca Juga: Terpopuler: Anies larang warga datangi tempat virus corona, Korut tembakkan rudal

Etika pertama adalah merahasiakan identitas pasien, termasuk nama ataupun alamat. Kata Yuri, kalaupun identitas pasien ini harus diungkapkan, maka tenaga medis hanya boleh menyebutkan jenis kelamin dan usia.

Apabila kemudian identitas lain dari pasien tersebut bisa terungkap ke publik, maka Yuri dapat memastikan sumber informasinya bukan berasal dari tenaga kesehatan. "Karena kami memegang sumpah itu (merahasiakan informasi pribadi)," paparnya.

Kedua, adalah merahasiakan nama rumah sakit tempat pasien dirawat. Informasi yang boleh diberikan hanyalah daerah regional tempat rumah sakit tersebut berada, tetapi mengenai detail informasinya tidak boleh ditanyakan. "Tolong kami jangan ditanya, karena ini etika jadi tolong dipahami," lanjut dia.

Yuri bahkan membandingkan pada saat pihaknya menerima informasi ada warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif terjangkit virus corona dan dirawat di Jepang, pihak Pemerintah Jepang bahkan tidak memberitahukan nama mereka maupun lokasi detail tempat WNI ini dirawat.

Baca Juga: Harga masker mahal dan langka, KPPU: kami belum temukan adanya kartel

Hal yang sama juga terjadi pada saat ada WNI yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) terjangkit corona. Baik pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura, maupun Kemenkes sama-sama kesulitan dalam mengakses informasi pasien terkait.

"Mohon ini jadi catatan kita, kalau teman-teman menanyakan ini pasti saya tidak akan jawab. Jadi bukan karena saya pelit informasi," kata Yuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×