kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemendag beberkan berbagai tantangan perdagangan internasional saat ini


Jumat, 06 November 2020 / 17:18 WIB
Kemendag beberkan berbagai tantangan perdagangan internasional saat ini
ILUSTRASI. Kementerian Perdagangan (Kemendag) membeberkan berbagai tantangan perdagangan internasional yang dialami saat ini.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Iman menyebutkan beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, Indonesia perlu meningkatkan akses pasar ke pasar tradisional sambil mengeksplor pasar non tradisional.

Kedua, mendorong akselerasi transformasi dari ekspor komoditas ke produk atau barand dan jasa yang memberikan nilai tambah.

Ketiga, Indonesia pun harus memiliki target yang jelas dalam menarik ekspor dan investasi, khususnya dalam konteks perundingan. Menurutnya, hal ini untuk menghemat energi dan waktu, dan sebaiknya fokus pada target-target yang besar.

"Jadi idealnya kita harus fokus pada big fish, tetapi bukan berarti kita hanya akan negosiasi dengan negara yang secara ekonomi memang signifikan," katanya.

Berikutnya, memanfaatkan utilisasi perjanjian perdagangan yang sudah ada dan yang akan diterapkan, meminimalkan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan disiplin perjanjian WTO atau perjanjian dagang lainnya baik bilateral dan regional.

Lalu, memprioritaskan ekspor produk barang atau jasa yang kompetitif, sekaligus mengamati dan menganalisis produk yang mengalami penurunan daya saing di pasar.

"Kita harus melihat siapa yang mengambil pangsa pasar kita, kenapa dia bisa ambil, kelebihannya apa saja, berapa harganya, kita bandingkan dengan produk kita di pasar yang sama, dan kita harus bisa melakukan perbaikan dari itu," kata Iman.

Iman mengatakan, saat ini perdagangan internasional pun telah mengalami kenormalan baru jauh sebelum Covid-19 terjadi. Menurutnya, berbagai kenormalan baru di perdagangan internasional bisa terjadi karena gangguan yang konstan dari industri 4.0, cloud computing, artificial intelligents, banyak negara yang sudah kehilangan kepercayaan pada WTO dan sistem perdagangan multilateral, meningkatkan kesepakatan bilateral dan regional dan lain sebagainya.

Kata Iman, kenormalan baru ini akan terus berubah melihat segala perkembangan yang ada, tetapi Indonesia harus tetap bertahan dalam setiap keadaan.

Selanjutnya: Kemenangan Biden tak akan pengaruhi upaya Indonesia genjot ekspor ke AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×