Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
"Kampung Industri ini adalah sebuah kawasan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari pelaku usaha kecil dan mikro hingga pengusaha ASPRINDO, yang berbasis produk unggulan dari satu kawasan. Skemanya adalah membangun suatu kawasan industri yang mencakup hulu hingga hilir, mulai dari pasokan hingga marketingnya," kata Ana.
Ia menyatakan, saat ini sudah ada beberapa rintisan, yang ke depannya diharapkan bisa menjadi program nasional.
"Targetnya setiap DPW Asprindo bisa punya Kampung Industri. Bisa di sektor pertanian, perikanan, peternakan, atau pariwisata,” tuturnya.
Ana menyampaikan bahwa pihak ASPRINDO sudah bertemu dengan Menteri Bappenas. Disampaikan, bahwa Menteri Bappenas sangat mendukung keberadaan Kampung Industri yang sudah berjalan ini.
"Dan tak hanya Bappenas saja, kami juga akan bertemu dengan kementerian lainnya. Seperti Kementerian Desa, Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, KKP. Agar program ini bisa terakselerasi dan bisa menjangkau wilayah yang lebih luas lagi," tuturnya lagi.
Ia menyebut, ASPRINDO saat ini sedang menunggu penandatanganan kerjasama dengan Kementerian Desa dan sudah melakukan audiensi untuk Kampung Industri Perikanan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Harapannya tahun 2025 ini, sudah ada rintisan yang bisa menjadi pilot project dan direplikasi untuk daerah lainnya. Misalnya untuk Kampung Industri Perikanan, yang sudah dirintis di wilayah Kalimantan Timur bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain yang juga memiliki kekuatan di bidang perikanan, seperti daerah pesisir, wilayah Sulawesi, Maluku, atau Papua," kata Ana lebih lanjut.
Ana pun berharap pemerintah bisa mendukung dalam bidang regulasi untuk memberikan kepastian hukum kepada para pelaku usaha yang masuk ke dalam Kampung Industri tersebut.
"Dengan adanya Kampung Industri ini, diharapkan bisa membantu pemerintah untuk men-substitusi bahan baku industri yang masih harus impor saat ini, sedikit-sedikit kita mulai menyedikan dari lokal. Karena, banyak produk bahan baku yang sebenarnya ada tapi tetap impor," ucapnya.
Diharapkan juga, para pelaku lokal ini akan mulai berkembang dan tumbuh menjadi pelaku industri skala nasional untuk mulai bersanding dengan pelaku-pelaku industri yang saat ini sudah memiliki skala usaha yang besar di konstalasi nasional, regional, hingga internasional.
"Dengan adanya kampung ini, para pelaku usaha kecil dan menengah yang belum memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara nasional, bisa bergabung dan menggunakan manajemen terintegrasi maka diharapkan mulai bisa berkontribusi dalam menyokong kemandirian industri. Intinya ini adalah gotong royong untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan dan menjadi penyeimbang industri besar yang selama ini menguasai Indonesia," pungkasnya.
Selanjutnya: Cetak Kinerja Positif selama 2024, Simak Rekomendasi Saham Aspirasi Hidup (ACES)
Menarik Dibaca: 3 Tanda Anda Butuh Suplemen Kolagen, Jangan Asal Minum!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News