Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi 8% di 2029.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 8% hanya bisa dicapai melalui sinergi kebijakan yang memperkuat investasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan memperbaiki iklim usaha.
“Selama satu dekade terakhir, Indonesia masih bertahan dengan pertumbuhan 5%. Itu sudah bagus, tapi Bapak Presiden ingin kita bisa tumbuh 8%. Nah, bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan memperkuat investasi,” ujar Rosan dalam forum Investor Daily Summit di Jakarta International Convention Center Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Rosan menjelaskan, kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih didominasi oleh konsumsi domestik sebesar 54%, diikuti investasi dikisaran 27%–28%, belanja pemerintah (7%), dan ekspor neto (2%). Untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi, pemerintah akan berfokus pada peningkatan investasi dan ekspor bernilai tambah.
"Pada saat ini, apa yang bisa ngedrive pertumbuhan perekonomian kita adalah salah satu yang utama investasi. Nah tentunya untuk meningkatkan investasi ini, banyak PR (pekerjaan rumah) yang kita harus lakukan," ungkap Rosan.
Baca Juga: Rosan Beri Sinyal Perpanjangan Kontrak Freeport di Indonesia
Rosan bilang, untuk bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi ke level 8%, Indonesia perlu memperbaiki dan meningkatkan iklim invetasi, dan industri usaha. Salah satunya dengan menyusun kebijakan dan regulasi yang benar-benar baik ke depannya.
Pemerintah tengah menyiapkan berbagai langkah strategis. Antara lain, pertama, reformasi kebijakan dan regulasi investasi, dengan memangkas birokrasi dan menyederhanakan prosedur perizinan.
"Kita kurangin red tape kita, kita kurangin tumpukan-tumpukan dari kebijakan-kebijakan yang kadang-kadang memberikan gambaran yang tidak jelas. Jadi hal-hal ini yang terus harus kita lakukan dekat depannya, agar pertumbuhan perekonomian kita menjadi lebih baik," jelas Rosan.
Kedua, meningkatkan kualitas SDM agar sesuai dengan kebutuhan industri dan investor. Ketiga, mendorong investasi berkualitas dan berkelanjutan, yang tidak hanya besar nilainya, tapi juga memberikan dampak nyata bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan inklusif.
“Kami tidak mengejar investasi yang tinggi, tetapi investasi yang berkualitas, berkesinambungan dan berkelanjutan. Dan ujungnya yang paling penting adalah apa? Penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Rosan.
Ia juga mengingatkan pentingnya daya saing Indonesia di tengah ketatnya perebutan investasi global. Rosan menekankan bahwa tujuan utama dari arus investasi yang masuk adalah penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebab, salah satu faktor utama yang menjadi perhatian investor adalah kesiapan tenaga kerja lokal.
"Karena untuk investasi yang masuk, salah satu kriteriannya yang mereka (investor) tanyakan, talentnya (SDM) siap apa tidak? Nah ini juga adalah PR kita bersama, bagaimana kita menyiapkan talent pool kita, SDM kita untuk terus bisa meningkat,” jelas Rosan.
Rosan optimistis, dengan reformasi kebijakan yang konsisten dan peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat menarik investasi yang lebih produktif dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasalnya, Indonesia harus terus memperkuat daya saing untuk menarik investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), di tengah persaingan ketat dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN.
Baca Juga: Rosan Buka Suara Soal Patriot Bond Danantara
Rosan mengatakan, meski negara-negara di kawasan merupakan mitra strategis, pada saat yang sama Indonesia juga berkompetisi dengan mereka untuk mendapatkan aliran investasi global.
“Di saat bersamaan, kita juga mesti ingat bahwa kita sedang bersaing. Kita bersaing dengan negara-negara tetangga di ASEAN untuk menarik investasi asing langsung. Jadi, ya kita berteman, tapi di saat yang sama juga berkompetisi,” ujar Rosan
Rosan menekankan, strategi menuju pertumbuhan 8% bukan semata ambisi angka, tetapi bagian dari upaya membangun fondasi ekonomi yang tangguh, berkelanjutan, dan berbasis pada produktivitas nasional.
Selanjutnya: Rogoh Rp 696,78 Miliar, Bumi Resources (BUMI) Akuisisi 99,68% Saham Wolfram Limited
Menarik Dibaca: 6 Efek Negatif Seks Setiap Hari bagi Wanita, Awas Vagina Robek!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News