Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Liburan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan keluarga di Bali diharapkan mendongkrak wisatawan dari Timur Tengah ke Indonesia.
"Jadi istilahnya mereka menjadi endorser. Itu cara sangat bagus," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kompleks Istana Presiden, Rabu (22/2).
Kemenpar sudah menyiapkan strategi khusus setelah Raja Salman berlibur di Bali. Strategi itu berorientasi pada naiknya wisatawan Timur Tengah di Indonesia, khususnya di Bali.
"Begitu mereka (Raja Salman dan keluarga) sampai ke Timur Tengah, tidak hanya Arab Saudi, pasti impact-nya akan sangat besar. Akan mendorong orang-orang Timur Tengah mengunjungi Bali atau Indonesia," ujar Arief.
Arief belum mau mengungkapkan lebih rinci strategi khususnya itu. Dilihat dari tingkat keterkunjungan wisatawan Timur Tengah ke Indonesia, lanjut Arief, memang sangat rendah. Meskipun, tren setiap tahunnya selalu naik.
Tahun 2015 misalnya, jumlah wisatawan asal Timur Tengah ke Indonesia hanya 150.000 orang.
Namun, pada 2016, jumlahnya meningkat menjadi 200.000 orang. Ia meyakini jumlahnya akan naik pada tahun-tahun berikutnya.
Jumlah itu sangat drastis jika dibandingkan dengan wisatawan asal Australia ke Indonesia yang mencapai angka 1 juta orang per tahun atau Thailand yang mencapai angka 600.000 orang per tahun.
"Namun dengan kedatangan Raja Salman, mudah-mudahan ketertarikan wisatawan Timur Tengah meningkat drastis," ujar Arief.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Raja Salman akan membawa rombongan besar dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia dari tanggal 1 sampai 4 Maret 2017.
"Kunjungan ini akan membawa rombongan terbesar, lebih kurang 1.500 orang, 10 menteri dan 25 paneran," kata Pramono.
Topik yang akan dibahas dalam pertemuan kenegaraan itu antara lain penambahan kuota jemaah haji, peningkatan wisatawan Timur Tengah ke Indonesia hingga perlindungan warga negara Indonesia yang bermukim di Arab.
Setelah itu, Raja Salman dan rombongan akan berlibur ke Bali dari tanggal 4 hingga 9 Maret 2017. Namun, status rombongan di Bali bukan lagi tamu negara, melainkan wisatawan biasa. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News