Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
Di samping itu, pelonggaran kebijakan suku bunga AS membuat yield obligasi tenor 10 tahun (US Treasury) ikut turun hingga level 1,5%. Sementara, yield obligasi negara Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di antara emerging markets.
Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun mencapai 7,29% per 26 Agustus lalu. Sementara real yield sebesar 3,97%.
“Dengan asumsi FFR yang flat di tahun depan, maka potensi inflow ke Indonesia setidaknya masih akan sekuat tahun ini. Real yield kita masih sangat menarik dan secara fundamental, emerging market dengan pertumbuhan resilien dan rating baik adalah Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: INDEF: Indonesia belum resesi, tapi bukan tidak mungkin mengalaminya
Adapun, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menyebut, aliran modal asing yang masuk (capital inflow) mencapai Rp 139,5 triliun per 26 September 2019.
“Inflow ke pasar SBN (surat berharga negara) sebesar Rp 135,05 triliun, sedangkan ke pasar saham sebesar Rp 4,43 triliun,” ujar Nanang kepada Kontan.co.id, Sabtu (28/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News