Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Implementasi aturan baru Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dinilai belum terlalu signifikan mendorong peningkatan cadangan devisa Indoensia.
Sebagaimana diketahui, kebijakan yang mulai berlaku pada 1 Maret 2025 ini mewajibkan eksportir menyimpan DHE 100% selama 12 bulan di perbankan dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 152,6 miliar pada akhir Juni 2025. Angka ini naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 152,5 miliar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, realisasi dari kebijakan DHE SDA yang masih terbatas juga disebabkan beberapa tantangan struktural dan teknis.
Di antaranya, eksportir mungkin masih melakukan penyesuaian terhadap regulasi baru tersebut, terutama dalam konteks keharusan konversi DHE SDA ke rupiah di tengah volatilitas nilai tukar dan prospek global yang belum pasti.
“Selain itu, implementasi kebijakan ini memerlukan proses administratif yang kompleks, sementara pelaku pasar juga mempertimbangkan spread kurs, risiko nilai tukur, serta ekspektasi mengenai potensi apresiasi atau depresiasi rupiah,” tutur Josua, kepada Kontan, Senin (7/7).
Baca Juga: Cadangan Devisa Hanya Naik Tipis Pada Juni 2025, Apa Penyebabnya?
Selain itu, ia juga menyebut, sebagian eksportir juga mungkin masih menahan konversi devisanya dalam rangka hedging terhadap risiko kurs, menunggu waktu terbaik untuk konversi, atau memilih instrumen penyimpanan devisa yang dirasa lebih menguntungkan.
Josua membeberkan, kenaikan cadangan devisa pada Juni 2025 yang relatif tipis terutama disebabkan beberapa faktor.
Yakni, sepanjang Juni 2025 terjadi arus keluar modal bersih (net capital outflow) cukup besar dari pasar portofolio domestik sebesar US$ 2,48 miliar. Sebagian besar berasal dari instrumen jangka pendek SRBI sebesar US$ 1,53 miliar, ditambah outflow dari obligasi pemerintah yang jatuh tempo sebesar US$ 0,43 miliar dan pasar saham yang mencatatkan outflow sebesar US$ 0,51 miliar.
Outflow tersebut menggerus potensi peningkatan cadangan devisa yang lebih signifikan, meski sudah ada tambahan penerimaan dari penerbitan obligasi global pemerintah berupa Samurai Bonds sebesar JPY1 03,2 miliar yang setara sekitar US$ 0,74 miliar.
“Di sisi lain, intervensi BI di pasar valuta asing dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap gejolak eksternal juga menjadi faktor yang membatasi peningkatan cadangan devisa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Josua mengungkapkan untuk mengatasi realisasi yang masih rendah, perlu dilakukan beberapa langkah strategis.
Pertama, pemerintah dan BI perlu memastikan kebijakan konversi ini disertai dengan insentif yang jelas dan menarik. Seperti pemberian bunga deposito yang kompetitif, kemudahan administratif, hingga fleksibilitas dalam pemanfaatan dana hasil konversi tersebut untuk kebutuhan domestik maupun reinvestasi.
Kedua, perlu juga memastikan pasar valuta asing domestik cukup dalam (deep) dan likuid sehingga eksportir merasa nyaman dan aman untuk menempatkan DHE SDA di dalam negeri tanpa khawatir akan volatilitas kurs yang tinggi.
“BI juga dapat memperkuat komunikasi dengan eksportir agar keyakinan mereka meningkat mengenai prospek ekonomi domestik, stabilitas nilai tukar, serta manfaat jangka panjang dari penempatan dana di dalam negeri,” jelasnya.
Langkah ini penting kata Josua, mengingat bahwa prospek global masih sarat ketidakpastian, terutama dengan ancaman kebijakan proteksionisme Amerika Serikat yang kembali muncul menjelang tenggat tarif perdagangan yang ditetapkan Trump pada 1 Agustus 2025.
Risiko eskalasi perang dagang, inflasi yang tinggi di AS, dan potensi pengetatan moneter oleh The Fed juga dinilai dapat memicu volatilitas global yang lebih besar. Oleh karena itu, mengoptimalkan cadangan devisa melalui kebijakan DHE SDA menjadi strategi penting untuk meningkatkan ketahanan eksternal Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal.
Baca Juga: Surplus Perdagangan Dukung Stabilitas Cadangan Devisa RI di Tengah Volatilitas
Selanjutnya: Kementerian PU Siapkan Lahan hingga 10 Ha untuk Bangun Sekolah Rakyat Tahap II
Menarik Dibaca: Kolaborasi Aquviva dan Plasticpay Sediakan Mesin Daur Ulang di Area Publik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News