Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah harus memastikan implementasi revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 mengatur tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Sumber Daya Alam (SDA), bisa menciptakan manfaat nyata bagi perekonomian dalam negeri.
Sebagaimana diketahui, revisi kebijakan wajib parker DHE di perbankan dalam negeri sebesar 100%. Kebijakan ini dimulai pada Maret 2025.
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menilai, revisi DHE SDA ini bisa bermanfaat untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, mendorong pertumbuhan ekonomi, juga target simpanan DHE SDA di dalam negeri berpotensi bertambah sesuai target.
Baca Juga: BNI Optimistis Kebijakan Baru DHE Dongkrak Likuiditas Valas
Meski begitu, menurutnya kebijakan ini harus dipastikan bisa berjalan dengan efektif. Bila tidak, maka target tersebut sulit dicapai. Hal ini mengingat eksportir biasanya mencari cara untuk menghindari aturan atau jika perlambatan ekonomi global menekan permintaan ekspor.
“Pemerintah harus memastikan kebijakan ini tidak hanya bersifat administratif semata, tetapi juga menciptakan manfaat nyata bagi perekonomian domestik melalui optimalisasi devisa untuk kebutuhan investasi nasional yang lebih rasional,” tutur Rizal kepada Kontan, Rabu (22/1).
Adapun dengan beleid revisi DHE SDA ini, Rizal optimistis cadangan devisa Indonesia tahun ini bisa bertambah hingga US$ 90 miliar, sesuai yang ditargetkan pemerintah.
Optimisme tersebut sejalan dengan keberanian pemerintah dalam yang cukup realistis dengan mewajibkan eksportir menyimpan 100% devisanya. Menurutnya dengan harga komoditas ekspor yang cenderung tinggi, seperti batu bara dan nikel, dapat menjadi faktor pendukung utama.
“Namun, pencapaian target ini tidak hanya bergantung pada aturan, tetapi kemampuan pemerintah dalam memberikan insentif yang berdaya tarik dan memastikan kepatuhan eksportir melalui pengawasan ketat,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Rizal juga optimistis kebijakan DHE SDA baru akan signifikan mendukung penguatan rupiah.
Baca Juga: Simpan DHE SDA 100% Jangkan 1 Tahun, Positif Ke Ekonomi Tapi Bikin Buntung Eksportir
Dengan devisa yang lebih banyak tersedia di dalam negeri, suplai dolar AS meningkat, sehingga mengurangi tekanan pada nilai tukar rupiah.
Menurutnya, cadangan devisa yang lebih kuat juga akan memperbaiki posisi fundamental ekonomi Indonesia, memungkinkan rupiah lebih stabil menghadapi tekanan eksternal.
Meski begitu, ia menambahkan, kebijakan ini hanya akan efektif jika eksportir mematuhi aturan yang ditetapkan tanpa upaya menghindar.
Selain itu, penguatan rupiah juga dinilai tidak bisa sepenuhnya dijamin hanya dengan kebijakan ini. Tekanan global, seperti kenaikan suku bunga The Fed atau perlambatan ekonomi dunia, tetap menjadi ancaman bagi stabilitas rupiah.
“Oleh karena itu, penguatan nilai tukar melalui kebijakan ini bisa bersifat terbatas jika tidak didukung dengan pengawasan ketat serta kebijakan pelengkap yang memperkuat daya saing ekonomi domestik,” terangnya.
Jika DHE SDA ini dikelola dengan baik, Rizal menghitung kebijakan ini dapat menambah 0,5%-1% pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) melalui peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja.
Syaratnya, manfaat DHE SDA harus benar-benar disalurkan ke sektor riil. Sebab, lanjutnya. Jika hanya mengendap di perbankan tanpa pemanfaatan yang produktif, dampaknya terhadap ekonomi akan minim.
“Pemerintah juga harus memastikan kebijakan ini tidak menambah beban eksportir yang bisa melemahkan daya saing mereka di pasar global. Insentif seperti fasilitas perpajakan atau suku bunga rendah harus diimplementasikan untuk memastikan tujuan kebijakan tercapai,” tandasnya.
Selanjutnya: Inovasi AI Dorong Bank Mandiri Raih Penghargaan APICTA Awards 2024
Menarik Dibaca: 5 Kebiasaan Sehat yang Harus Diajarkan kepada Anak Setiap Hari, Orang Tua Wajib Tahu!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News