kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kata ekonom soal upaya rate convergence BI dalam menjaga nilai tukar rupiah


Jumat, 27 Maret 2020 / 15:27 WIB
Kata ekonom soal upaya rate convergence BI dalam menjaga nilai tukar rupiah
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan perkembangan wabah Covid-19, Bank Indonesia (BI) mengaku dalam dua minggu ini volatilitas di pasar keuangan cenderung meningkat.

Ini disebabkan oleh investor asing yang cenderung panik menjual kepemilikannya pada saham dan Surat Berharga Negara (SBN) sehingga membuat kuotasi antara traders bank atau brokers bisa memiliki spread yang cukup besar.

Baca Juga: Jelang penutupan, rupiah nangkring di level Rp 16.140 per dolar AS

"Para investor global melepas sahamnya, SBN nya, dan kemudian ingin membeli dollar. Mereka tempatkan ke beberapa pihak termasuk bank di interbank maupun broker sehingga kondisi panik itu, kuotasi antara rupiah di beberapa brokers dan banks, spreadnya sangat lebar," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (26/3) di Jakarta.

Untuk mengatasi hal tersebut, Perry mengaku bahwa BI akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan dollar, apalagi BI sebagai satu-satunya pemasok dollar.

Selain itu, bank sentral juga akan berupaya untuk mendekatkan kurs antara brokers dan perbankan. Salah satunya dengan kebijakan rate convergence.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) siapkan Rp 25 miliar untuk bantu menanggulangi covid-19

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang, ini merupakan kebijakan yang tepat untuk mengurangi gap antara rate yang berasal dari kuotasi bank dan broker. Ini untuk memperlihatkan bahwa supply dan demand dollar AS di pasar domestik tetap seimbang.

"Juga agar pergerakan nilai tukar rupiah bisa menjadi lebih smooth," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).

Josua melanjutkan, di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi ini, maka rate convergence betul diperlukan. Upaya ini juga dipandang diperlukan untuk mendorong bekerjanya mekanisme pasar yang efisien.

Baca Juga: Covid-19: Peringatan Dini Pasar Properti

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi melihat bahwa manfaat dari spread convergence ini adalah untuk memberikan kepastian nilai tukar rupiah bagi pelaku usaha. Sekaligus, ini juga bisa mengurang ikesempatan mleakukan transaksi spekulatif yang bisa menekan rupiah.

Ia menambahkan, bila spread yang terlalu lebar membuat para pelaku usaha bisa terpaksa beli valuta asing (valas) dengan kurs yang kurang bagus, apalagi kalau likuiditas valas sedang seret.

Dan bila spread yang ada kecil, maka para pelaku pasar bisa memiliki banyak pilihan bank yang menyediakan valas dengan rate yang lebih kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×