Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, pencabutan status darurat Covid-19 oleh World Healt Organization (WHO) tidak akan berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Meski demikian, tetap ada peluang yang dapat dorong pertumbuhan.
Ia bilang dengan adanya pencabutan ini, pemerintah harus lebih mendorong lagi sektor yang berkaitan dengan mobilitas seperti transportasi, pariwisata, perhotelan, dan restoran.
Baginya jasa-jasa penunjang pariwisata tersebut harus terus didorong berbarengan dengan kondisi masyarakat yang sudah tidak khawatir lagi karena status darurat Covid-19 sudah dicabut.
“Jadi artinya sekarang bagaimana masyarakat, terutama yang berpendapatan menengah ke atas mulai mengeluarkan uang seperti untuk konser, jalan-jalan, nonton bioskop, belanja di mall,” ujar dia kepada Kontan, Minggu (7/5).
Baca Juga: Indonesia Bersiap Transisi untuk Akhiri Status Darurat Covid-19, Ini Langkah Kemenkes
“Itu yang harus terus dipacu. Nah, mungkin sekarang bagaimana bikin event aja yang banyak,” tandasnya.
Meski demikian, ia menyarankan agar pemerintah tak lupa mengendalikan inflasi yang membuat masyarakat menahan diri untuk belanja.
WHO mencabut status darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHIEC) untuk Covid-19 pada Jumat (5/5).
Kementerian Kesehatan menyambut baik keputusan direktur jenderal (dirjen) WHO yang yang mencabut status darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional untuk Covid-19.
Indonesia sendiri sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO. WHO menilai, persiapan Indonesia baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi.
"Kami mengucapkan terima kasih untuk seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah berjuang bersama sehingga penularan Covid-19 Indonesia dapat terkendali," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News