kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Melandai, Epidemiolog Minta Pemerintah Tak Langsung Longgarkan Pembatasan


Senin, 28 Februari 2022 / 07:14 WIB
Kasus Melandai, Epidemiolog Minta Pemerintah Tak Langsung Longgarkan Pembatasan
ILUSTRASI. Suasana sebuah pusat belanja di Jakarta Selatan yang tampak sepi pada Senin (21/2/2022).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, meski masa puncak omicron terjadi pada akhir Februari. Bukan berarti Indonesia telah lepas dari masa krisis gelombang varian omicron.

Maka ketika kasus melandai atau menurun, Dicky mengingatkan agar pemerintah tak langsung melonggarkan kebijakan pembatasan masyarakat yang kini dikenal dengan PPKM leveling.

"Betul jangan kendorin pembatasan langsung, jadi masa puncak itu bukan arti selesai, masa puncak itu bukan berarti kita sudah lewat masa krisis, tidak. Masa puncak itu hanya titik jenuh aja," kata Dicky kepada Kontan.co.id, Minggu (27/2).

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Mencapai 69% dari Target

Pasalnya saat masa puncak pemerintah harus lebih waspada. Lantaran masa puncak juga berarti puncak dari tingkat sebaran yang mengarah terutama kepada kelompok berisiko. Maka respons penanganan harus lebih kuat.

"Ini yang harus disadari oleh pemerintah dan masyarakat kalau longgar, celaka kita karena berturut-turut bisa terjadi seperti di Amerika kematian bisa jauh lebih tinggi," ungkap dia.

Dicky menjelaskan, ketika masa puncak kasus terlewati maka yang terjadi selanjutnya adalah potensi naiknya tingkat perawatan dan juga potensi kasus kematian. Maka mitigasi penanganan harus semakin dikuatkan.

Baca Juga: Cakupan Vaksinasi Dosis Kedua Akan Jadi Penentuan Level Asesmen Daerah

Maka pemerintah diminta terus meningkat vaksinasi bagi kelompok lansia, komorbid dan anak-anak meski puncak kasus terlewati. "Yang harus dilakukan mitigasi kejar cakupan vaksinasi dan juga kunjungan ke rumah-rumah yang terkonfirmasi," kata Dicky.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berdasarkan hasil review minggu lalu secara nasional tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai.

DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua dan NTB diklaim sudah mulai mengalami penurunan kasus selama tiga minggu berturut-turut. "Kami melihat beberapa provinsi sudah confirm terjadi penurunan dari jumlah penularan maupun juga positivity rate-nya," kata Budi saat konferensi pers virtual, Minggu (27/2).

Selain itu beberapa provinsi juga sudah ada mencapai puncak kasus. Namun, Pemerintah masih melihat konsistensi penurunan kasus tersebut dalam dua pekan ke depan.

Baca Juga: Pemerintah Perbolehkan Jarak Vaksinasi Booster dengan Dosis Kedua Hanya Tiga Bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×