Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau kewaspadaan terhaddap potensi peningkatan kasus Covid-19 melalui Surat Edaran Nomor SR.03.01/C/1422/2025. Langkah ini diambil menyusul lonjakan kasus di beberapa negara Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
Tak hanya itu, laporan terkini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip oleh Kontan pada Minggu (1/6) pun menyoroti tren peningkatan kasus secara global sejak Februari 2025. Tingkat positivitas COVID-19 global telah mencapai 11%, angka yang belum terlihat sejak Juli 2024.
Baca Juga: Saran Dokter untuk Hindari Penularan Covid-19, Asia Alami Lonjakan Kasus
Kenaikan tertinggi terjadi di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Mediterania Timur. Di kawasan Asia Tenggara, positivity rate naik dari 0,5% pada pertengahan April menjadi 5% per pertengahan Mei. Thailand dan Maladewa menjadi dua negara yang melaporkan lonjakan paling signifikan.
Dari dalam negeri, data Kemenkes RI yang dikutip dari Surat Edaran yang dipublikasikan pada 28 Mei 2025 menyebut kondisi di Indonesia hingga minggu ke-20 tahun 2025 masih terkendali. Jumlah kasus mingguan turun drastis dari 28 kasus menjadi hanya 3 kasus, dengan positivity rate hanya 0,59%.
Varian dominan yang beredar saat ini di Indonesia adalah MB.1.1, berbeda dari negara-negara tetangga yang didominasi varian XEC, JN.1, hingga NB.1.8, varian yang saat ini sedang dipantau oleh WHO karena potensi penularannya.
Merespons kondisi tersebut, Kemenkes meminta seluruh dinas kesehatan daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit, serta UPT bidang kekarantinaan dan laboratorium kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini. Rumah sakit diminta kembali bersiap menyediakan ruang isolasi dan tenaga medis, memperkuat surveilans, serta mempercepat pelaporan ke Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Baca Juga: Covid-19 Mewabah di Singapura, Thailand, Hong Kong, Kemenkes Tingkatkan Pengawasan
Surat edaran juga menekankan pentingnya promosi perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan masker saat sakit atau di kerumunan, serta pentingnya deteksi dan respons dini melalui pemeriksaan spesimen.
WHO juga menyoroti rendahnya cakupan vaksinasi lanjutan bagi kelompok berisiko tinggi, khususnya di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah seperti Indonesia. WHO merekomendasikan vaksinasi tidak ditunda, dan tetap menggunakan vaksin berbasis varian JN.1 atau KP.2, atau alternatif LP.8.1 jika tersedia.
Dengan meningkatnya mobilitas saat libur pertengahan tahun, baik WHO maupun Kemenkes menekankan pentingnya monitoring terus-menerus dan kesiapan sistem kesehatan nasional untuk mencegah potensi lonjakan kasus secara tiba-tiba.
Selanjutnya: Gitar Indonesia Tarik Minat Pembeli Global di Sound Messe Osaka 2025
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 2-3 Juni, Provinsi Ini Staus Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News