Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam 6 minggu terakhir baik kasus positif kasus aktif dan kematian karena Covid-19 mengalami kenaikan dua kali lipat.
"Indonesia memiliki 30.000 kasus positif tambahan pada seminggu terakhir. Jumlah tersebut jika dibandingkan pada 6 minggu sebelumnya angkanya berkisar antara 12.000 sampai 19.000 kasus positif mingguan," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dalam konferensi pers, Kamis (10/11).
Hal ini meningkatkan jumlah kasus aktif menjadi 37.000 kasus, di mana sebelumnya berkisar antara 17.000 sampai 24.000 kasus aktif.
Wiku mengungkapkan, untuk jumlah kasus kematian pada seminggu terakhir yaitu sebanyak 232 kematian. Dibandingkan minggu-minggu sebelumnya, jumlah tersebut naik dari sebelumnya berkisar antara 70 sampai dengan 160 kematian.
Baca Juga: Subvarian Omicron Merebak, Kasus Covid-19 di Indonesia Ngegas Lagi
Wiku mengatakan, tak menutup kemungkinan apabila kasus tak terkendali maka pengetatan dapat kembali dilakukan. Namun saat ini Ia menegaskan bahwa seluruh wilayah di Indonesia masih berada pada PPKM Level 1.
"Bisa saja pengetatan kembali terjadi apabila kenaikan kasus semakin tidak terkendali, maka dari itu dimohon masyarakat untuk segera ketat protokol kesehatan, terutama menggunakan masker yang benar agar, aktivitas sosial ekonominya dapat terus berjalan dengan baik," jelasnya.
Asal tahu saja, per tanggal 8 November kemarin pemerintah kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) leveling untuk wilayah Jawa-Bali sampai dua minggu ke depan. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali diperpanjang hingga sebulan ke depan. Dimana seluruh kabupaten dan kota di Indonesia berada pada level 1.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan bahwa, dengan adanya kenaikan kasus pemerintah telah menyusun rencana strategis. pertama semua pasien yang sedang dirawat saat ini, akan dilakukan whole genom squencing (WGS) untuk mengetahui porsi varian baru pada kasus yang terjadi.
"Jadi sekian persen dari yang dirawat akan dilakukan WGS untuk mengetahui apakah populasi kita sudah didominasi oleh XBB," kata Syahril.
Selanjutnya pemerintah akan meningkatkan testing dan tracing melalui supply reagen PCR serta mendorong aktivasi laboratorium yang ada. Tak ketinggalan pemerintah juga akan meningkatkan kontrol dan pengawasan di bandara.
Baca Juga: Waspada Varian Baru, Pasien Covid-19 Masuk RS Kemungkinan Naik Lagi
Sebelumnya, Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman, dengan level PPKM saat ini sudah cukup memadai. Hanya saya kini tugas pemerintah ialah konsistensi dari implementasi aturan tersebut.
Ia menegaskan, vaksinasi dan protokol kesehatan masih efektif dalam mencegah perluasan Covid-19. Oleh karenanya Ia meminta pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi terutama booster.
"Yang jadi PR adalah booster vaksinasi yang belum terlaksana dengan memadai, mentok di 27% ini berbahaya. Terutama risiko pada kelompok rawan," ujarnya.
Meski demikian pemerintah diminta untuk tetap memantau perkembangan kasus ke depannya. Disamping itu mitigasi perlu dilakukan dengan menyiapkan layanan kesehatan, meningkatkan deteksi dini dan 3T.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News