Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Jumlah kasus virus corona baru bertambah menjadi 19 kasus. Lonjakan ini terjadi setelah 13 kasus baru pemerintah umumkan pada Senin (9/3).
Kasus pertama virus corona di Indonesia pemerintah umumkan seminggu lalu, Senin (2/3). Mengutip laman covid19ID, sejauh ini 53% kasus adalah laki-laki dan sisanya perempuan.
Lalu, bagaimana cara Indonesia melakukan tes pengujian virus corona?
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty menyatakan, pemeriksaan sampel tes uji virus corona membutuhkan waktu sehari.
Baca Juga: Sedih, banyak rumahsakit di Indonesia tak punya peralatan memadai hadapi virus corona
Sejak sampel diterima, uji tes hanya memerlukan waktu sehari dan kemudian langsung bisa diketahui hasilnya. "Satu hari atau 1x24 jam sejak sampel diterima di Litbang," kata Vivi.
Prosedur pemeriksaan spesimen dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangkan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Adapun alat dan kemampuan di lab Balitbangkes Kemenes sudah terstandar World Health Organization (WHO).
Kemudian, bagaimana alur pemeriksaan di laboratorium Balitbangkes?
Prosedur pemeriksaan spesimen di Laboratorium Balitbangkes mulai dari penerimaan, pemeriksaan, hingga pelaporan spesimen. Sebelumnya, spesimen diambil dari rumah pasien di rumahsakit rujukan.
Baca Juga: Periksa ke mana kalau alami gejala virus corona? Ini protokolnya
Lalu, spesimen dikirim ke Laboratorium Balitbangkes. Spesimen yang diterima tidak hanya 1 spesimen, tapi minimal 3 spesimen dari 1 pasien. Di tahap ini, spesimen yang diterima diekstraksi untuk diambil RNA-nya atau asam ribonukleat.
Melansir Britannica, RNA adalah senyawa kompleks dengan berat molekul tinggi yang berfungsi dalam sintesis protein seluler dan menggantikan DNA (asam deoksiribonukleat) sebagai pembawa kode genetik pada beberapa virus.
Setelah mendapatkan RNA, spesimen kemudian dicampurkan dengan Reagen untuk pemeriksaan dengan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada tidaknya virus/DNA virus dan untuk mengetahui genotipe virus.
Baca Juga: Setelah diperiksa lebih dari 7 hari, pasien 01 tetap positif terinfeksi corona
Genotipe virus bisa diketahui dengan melakukan sekuensing DNA. Setelah itu dimasukkan ke mesin yang gunanya untuk memperbanyak RNA supaya bisa dibaca oleh alat spektrofotometer.
Setelah dilakukan serangkaian tahapan tersebut, hasilnya akan muncul berupa tanda positif dan negatif virus corona. Positive control digambarkan dengan kurva sigmoid, sedangkan negative control tidak terbentuk kurva (hanya datar).
Itu adalah satu quality assurance untuk memastikan, apakah yang diperiksa benar corona atau tidak.
Untuk mengerjakan pemeriksaan spesimen banyak hal yang harus dipenuhi sebelum menyatakan sampel yang diperiksa positif atau negatif. Jadi, bila positif corona, sampel tersebut akan menyerupai dengan positive control-nya.
Baca Juga: Jadi episentrum baru penyebaran corona, Indonesia tutup penerbangan dari Italia
Setelah itu memasuki tahap pelaporan. Kasus positif dilaporkan setelah semua alur dilalui.
Kepala Humas Kementerian Kesehatan Busroni menjelaskan, cara tes virus corona di Indonesia yang dilakukan saat ini masih sama seperti saat belum ada kasus positif di Indonesia. "Masih sama," ujarnya kepada Kompas.com.
Penulis: Nur Fitriatus Shalihah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melonjak Jadi 19 Kasus Positif, Bagaimana Cara Tes Virus Corona di Indonesia?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News