CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.926   -32,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Karakter bisnis BUMN berbeda, perlu orang dengan visi masa depan


Senin, 29 Juni 2020 / 14:16 WIB
Karakter bisnis BUMN berbeda, perlu orang dengan visi masa depan
ILUSTRASI. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat meninjau pencegahan virus Corona (Covid-19) di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). melalui kegiatan pembersihan untuk mencegah penyebaran virus covid-19 yakni dengan melakukan penyemp


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Ia memberi contoh, penempatan talent muda di salah satu perusahaan BUMN dengan posisi strategis hal wajar saja jika dimaksudkan untuk bisa memberikan inovasi baru di tubuh BUMN. Asalkan, ia punya inovasi kuat serta paham arah bisnis BUMN di masa depan. Misal yang ditempatkan di Telkom, harus paham tentang bisnis telko di masa depan. 

Sehingga, lanjut Toto, investasi besar Telkom di backbone jaringan harus diimbangi dengan pendapatan besar. Contohnya, di jasa over the top (OTT) yang selama ini hanya dinikmatasi raksasa seperti Google atau Facebook dan sejenisnya. 

"Itulah tugas yang diharapkan bisa dipenuhi oleh talent muda tersebut," jelas Toto.

Baca Juga: Ini aturan yang ditabrak saat pejabat negara rangkap jabatan jadi komisaris BUMN

Kata Toto, saat ini mendesak untuk terus memperbaiki kinerja BUMN. Apalagi ada tantangan lain di mana tingkat profitabilitas rata-rata BUMN masih rendah yakni hanya rata-rata di bawah 5%. Demikian juga angka return of asset rendah, maka ke depan BUMN harus concern meningkatkan kemampuan laba dan menggerakkan aset agar produktif.

Karena itu, sebagian BUMN posisinya secara internal sudah lemah merugi dan produknya relatif sudah tidak kompetitif karena sudah diambil alih pesaing swasta, maka Erick agar tak sungkan melikuidasi.  

“Ke depan mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN, tapi kondisinya lebih sehat dan berdaya saing," kata Toto.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×