Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
Terakhir, keempat, Bendungan Paselloreng memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 dan luas genangan 169 hektare.
Salah satu bendungan besar di Provinsi Sulawesi Selatan ini mampu mengairi areal persawahan seluas 8.510 ha serta berpotensi sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200 liter/detik. Kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya dan PT DMT di bawah supervisi dan tanggungjawab BBWS Pompengan Jeneberang.
Tak hanya itu, Bendungan Paselloreng yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 771,69 miliar ini juga dimanfaatkan sebagai infrastruktur pengendali banjir wilayah hilir Sungai Gilireng sebesar 1.000 m3/detik, pengembangan sektor perikanan air tawar dan pariwisata serta konservasi Sumber Daya Air pada kawasan green belt.
Baca Juga: PLTS terapung Cirata ditargetkan beroperasi secara komersil pada November 2022
Selain Bendungan Paselloreng, Kementerian PUPR juga menyelesaikan pembangunan Bendung Gilireng di Desa Arajang, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo. Potensi Irigasi Bendung Gilireng ini juga berasal dari suplai Bendungan Passelloreng yang telah rampung konstruksi untuk selanjutnya dialirkan ke lahan-lahan pertanian di Kabupaten Wajo.
Bendung Gilireng mulai dibangun sejak tahun 2018 akan dimanfaatkan untuk mengairi daerah irigasi Gilireng seluas 8.510 ha sehingga membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya dari 112% menjadi 300% dengan pola tanam padi - padi - palawija.
Bendung yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 199 miliar ini didesain memiliki lebar bendung 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 m3 per detik dan berpotensi sebagai objek wisata baru di Sulawesi Selatan. Bertindak sebagai kontraktor PT Adhi Karya.
Selanjutnya: Kementerian PUPR targetkan ruas tol Cigombong-Cibadak rampung akhir 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News