Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo
Pertama, memudahkan dan melancarkan arus barang dari dan ke KB/ KITE sehingga perusahaan lebih mudah menciptakan skala ekonomi yang lebih besar dan efisien dari sisi produksi barang.
Shinta menyatakan secara tidak langsung kebijakan ini juga mendukung peningkatan daya saing ekspor nasional ketika pasar ekspor mengalami peningkatan persaingan dagang yang tinggi karena penyusutan permintaan dari global seperti saat ini.
Baca Juga: Kadin: Jangan sampai Indonesia ketinggalan kereta ketika keadaan membaik
Kedua, menurut Shinta kebijakan ini akan memudahkan perusahaan untuk merealisasikan potensi pendapatan dari pasar lokal dan ekspor sehingga peluang terciptanya kelancaran cashflow atau penciptaan financial space yang lebih besar di perusahaan KB/KITE lebih tinggi. Dengan demikian, perusahaan KB/KITE bisa beroperasi lebih stabil dan luwes terhadap potensi krisis.
Ketiga, kebijakan fiskal ini dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi untuk pengadaan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan wabah di dalam negeri. "Tidak hanya untuk petugas medis tapi juga pencegahan wabah di tempat kerja bagi perusahaan yang masih beroperasi sepanjang wabah," kata Shinta.
Maka dari itu, Shinta menilai klaim bahwa kebijakan ini bisa mensubstitusi input produksi ekspor memang tepat untuk sektor usaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang memproduksi masker serta Alat Pelindung Diri (APD).
Shinta bilang sektor TPT bisa melakukan substitusi impor bahan baku karena seluruh rantai produksinya sudah ada di dalam negeri, meskipun penciptaan economic scale dan efisiensi kinerja produksinya belum belum tentu bersaing dengan input impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News