Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
Oleh karena itu, Shinta berpendapat, akan lebih sulit dan lebih lama bagi pelaku usaha untuk memulai kembali usaha bila PPKM ini terlalu lama. Sedangkan di sisi konsumen atau masyarakat pun akan sama karena sekitar 60% pekerja yang bergerak di sektor informal hanya mengandalkan upah/penghasilan harian.
“Semakin lama PPKM yang ketat diberlakukan, penurunan daya beli masyarakat akan semakin dalam dan confidence, konsumsi juga akan kontraksi semakin dalam. Sehingga akan butuh waktu lebih panjang bagi masyarakat untuk memulihkan daya beli dan confidence konsumsi yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,”
Baca Juga: Apindo: Ekspor akan kembali menjadi motor penggerak ekonomi kuartal ketiga 2021
Dengan asumsi tersebut, Shinta berharap second wave segera terkendali. Selain itu PPKM juga bisa segera direlaksasi dan stimulus-stimulus ekonomi yang terus digelontorkan kepada pelaku usaha dan masyarakat yang membutuhkan.
Dengan begitu, pelaku usaha dan masyarakat tidak lagi akan mengalami kontraksi finansial dan kontraksi confidence yang terlalu dalam dan tidak lagi memperberat proses pemulihan ekonomi nasional.
Asal tahu, Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021. Kali ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada di kisaran 3,5% hingga 4,3%. Padahal sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa berada di kisaran 4,1% hingga 5,1%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News