Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono mengatakan, ekspor masih akan menjadi motor penggerak ekonomi pada kuartal ketiga 2021.
Sebab, kata Sutrisno, kondisi ekonomi mitra dagang Indonesia seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang bertumbuh dengan baik. Sehingga permintaan pada komoditi ekspor Indonesia potensinya sangat bagus. Selain itu, harga-harga komoditas yang merupakan ekspor utama Indonesia akan cenderung membaik.
Akan tetapi Sutrisno mengatakan, pada kuartal ketiga ini potensi ekspor tidak akan sebaik pada kuartal kedua. Sebab, ekspor membaik karena kondisi Covid-19 yang cukup terkendali pada pada kuartal kedua, sehingga sektor usaha juga lumayan bergerak.
Tetapi untuk di kuartal ketiga dengan PPKM yang cukup panjang, merupakan rem yang signifikan bagi pergerakan ekonomi yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. "Di dalam negeri sektor-sektor yang justru diuntungkan oleh pandemi seperti farmasi, telekomunikasi, pertanian, transportasi mudah-mudahan bisa bertahan,” kata Sutrisno kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8).
Baca Juga: Ekonom: Sektor jasa komunikasi akan jadi penggerak ekonomi di kuartal III dan IV-2021
Sementara itu, menurut Sutrisno, kelompok pengeluaran pada kuartal ketiga dan keempa masih tergantung pada pemerintah. Sebab, pada kuartal pertama dan kedua juga biasanya pengeluaran lambat. Sehingga pada kuartal ketiga dan keempat ini pemerintah harus mempercepat pengeluaran.
Sutrisno juga mengharapkan investasi bisa lebih baik seiring dengan adanya Udang-undang Cipta Kerja yang sudah diikuti dengan Peraturan Pemerintah sebagai turunannya. Tapi ini masih harus ditentukan oleh proses transmisi di tingkat pelaksanaan sehingga sering kali terjadi kelambatan.
Misalnya Online Single Submission (OSS) masih mundur di beberapa daerah sehingga mengurus perizinan masih mengikuti prosedur lama. Padahal menurutnya sekarang ini rezim perizinan sudah berbasis pada risiko.
“Kami juga berharap konsumsi rumah tangga bisa lebih didongkrak lagi karena baru kuartal kedua ini bisa tumbuh positif walaupun hanya 1,27%. Itu sudah lumayan, karena di kuartal pertama 2021 masih minus,” ujar Sutrisno.
Baca Juga: Kemenperin: Kontribusi industri mamin meningkat saat pandemi Covid-19
Sutrisno menambahkan, konsumsi rumah tangga adalah komponen terbesar produk domestik bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mendorong konsumsi masyarakat juga perlu dipercepat.
Dia menambahkan bahwa yang terpenting adalah segera menurunkan penularan Covid-19 karena hal itulah sumber dari segala persoalan. Sutrisno berharap vaksinasi benar-benar harus dipercepat untuk mencapai herd immunity.
“Vaksinasi kita masih rendah menurut standar WHO. Sayangnya swasta yang ingin berpartisipasi terbentur dengan kekakuan pasar ketersediaan vaksin. Misalnya pelaku impor sangat dibatasi, akibatnya vaksin tidak tersedia secara lancar, demikian juga distribusi ke daerah. Ini tolonglah diperlonggar soal impor vaksin itu,” sebut Sutrisno.
Dengan kondisi Covid-19 yang masih kritis, Sutrisno memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga dan keempat hanya akan mencapai 3%. Akan tetapi jika angka Covid-19 berhasil turun, pertumbuhan ekonomi bisa naik menjadi 4%. Sehingga dengan begitu, masyarakat bisa kembali keluar rumah dan bekerja. “Terus terang situasi ini memang sulit diprediksi, karena pergerakan virus ini selalu membuat kejutan-kejutan baru,” pungkas dia.
Selanjutnya: BI perkirakan inflasi Agustus 2021 sebesar 0,04%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News