Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Survei Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit menunjukkan manufaktur Indonesia berada di level 50,8 pada bulan Agustus 2020 dari bulan sebelumnya di level 46,9.
Indeks Manufaktur yang tercatat pada bulan Agustus 2020 ini naik 3,9 poin dari indeks pada bulan Juli 2020 yang berada di level 46,9. Level ini menunjukkan kenaikan di atas ambang netral di level 50,0. Dimana level bulan Agustus 2020 menjadi yang pertama kalinya di capai sejak bulan Februari.
Baca Juga: Ekonom bank permata optimistis kinerja manufaktur domestik akan terus membaik
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, menilai, PMI Manufaktur yang meningkat di bulan Agustus 2020 menunjukkan bahwa dalam satu bulan ke depan akan ada ekspansi produksi dibanding bulan Juli.
Akan tetapi, ekspansinya juga dinilai tidak akan terlalu besar sebab kepercayaan pasar masih tidak tinggi untuk sektor konsumsi.
“Jadi masih sangat jauh di bawah kondisi sebelum PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Bahkan kami perkirakan industri-industri tertentu masih akan terus produksi di bawah level produksi sebelum PSBB hingga setahun ke depan,” kata Shinta kepada KONTAN, Selasa (1/9).
Baca Juga: Naik 1,38% pada Selasa (1/9), IHSG diprediksi masih melanjutkan penguatan besok
Hal itu disebabkan juga karena jenis output industrinya yang lebih tersier atau luxurious sehingga jauh lebih sulit diserap pasar dalam waktu dekat. “Jadi perlu waktu untuk kita kembali produksi normal ke level sebelum PSBB atau sebelum pandemi,” ujarnya.
Meski demikian, KADIN optimis outlook September dan kuartal IV 2020 akan lebih baik. Sebab di akhir tahun akan ada dua driver yang akan menggerakan rosa ekonomi, yakni pertama driver belanja pemerintah dan driver kelancaran stimulus secara besar-besaran.
“Karena semua kementerian dan lembaga di level pusat dan daerah harus menghabiskan anggaran sebelum akhir tahun sehingga stimulus dan belanja pemerintah di kuartal IV. Ini akan jauh lebih lancar dibanding yang terjadi hingga saat ini,” jelasnya.
Baca Juga: PMI manufaktur membaik, IHSG bisa positif
Namun, menurut Shinta, untuk mengembalikan kepercayaan pasar juga tergantung pada pengendalian Covid-19 dan bagaimana pemulihan kepercayaan pasar domestik bisa menciptakan permintaan yang naik menjelang akhir tahun.
Sehingga, Shinta menilai, meski manufaktur Indonesia terus menunjukkan peningkatan, namun secara teknikal resesi akan sulit di hindari pada kuartal III 2020. Prediksinya di kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi di kisaran -2%.
Sedangkan hingga akhir tahun 2020 diharapkan bisa tumbuh. “Karena kuartal III 2020 kelihatannya kita pasti akan negatif walaupun akan jauh lebih baik dari Kuartal 2,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News