kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin sebut Indonesia sulit terlepas dari resesi ekonomi meski manufaktur membaik


Selasa, 01 September 2020 / 18:10 WIB
Kadin sebut Indonesia sulit terlepas dari resesi ekonomi meski manufaktur membaik
ILUSTRASI. Pameran Manufaktur: Suasana Pameran Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/12). Pameran yang digelar dari 4 Desember 2019 - 7 Desember 2019 ini diikuti oleh 1.500 peserta dari 39 negara seperti Jepang, Amerika Serikat, B


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Survei Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit menunjukkan manufaktur Indonesia berada di level 50,8 pada bulan Agustus 2020 dari bulan sebelumnya di level 46,9.

Indeks Manufaktur yang tercatat pada bulan Agustus 2020 ini naik 3,9 poin dari indeks pada bulan Juli 2020 yang berada di level 46,9. Level ini menunjukkan kenaikan di atas ambang netral di level 50,0. Dimana level bulan Agustus 2020 menjadi yang pertama kalinya di capai sejak bulan Februari.

Baca Juga: Ekonom bank permata optimistis kinerja manufaktur domestik akan terus membaik

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, menilai, PMI Manufaktur  yang meningkat di bulan Agustus 2020 menunjukkan bahwa dalam satu bulan ke depan akan ada ekspansi produksi dibanding bulan Juli.

Akan tetapi, ekspansinya juga dinilai tidak akan terlalu besar sebab kepercayaan pasar masih tidak tinggi untuk sektor konsumsi.

“Jadi masih sangat jauh di bawah kondisi sebelum PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Bahkan kami perkirakan industri-industri tertentu masih akan terus produksi di bawah level produksi sebelum PSBB hingga setahun ke depan,” kata Shinta kepada KONTAN, Selasa (1/9).

Baca Juga: Naik 1,38% pada Selasa (1/9), IHSG diprediksi masih melanjutkan penguatan besok

Hal itu disebabkan juga karena jenis output industrinya yang lebih tersier atau luxurious sehingga jauh lebih sulit diserap pasar dalam waktu dekat. “Jadi perlu waktu untuk kita kembali produksi normal ke level sebelum PSBB atau sebelum pandemi,” ujarnya.



TERBARU

[X]
×