Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perluasan proses bisnis dalam stimulus fiskal untuk perusahaan yang tergolong dalam penerima fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) akan memberikan dampak positif ke sebagian perusahaan saja.
Poin stimulus fiskal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31/PMK.04/2020 tentang Insentif Tambahan untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan/atau Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk Penanganan Dampak Bencana Penyakit Virus Corona (Coronavirus Disease2019/Covid-19). Aturan ini disahkan per tanggal 13 April 2020.
Baca Juga: Kadin: Stimulus fiskal akan meningkatkan daya tahan pelaku usaha saat dihantam corona
Salah satu poinnya dari sisi kemudahan perusahaan KITE dan KITE IKM, mereka diperbolehkan menjual hasil produksi ke dalam negeri paling banyak 50% dari nilai ekspor tahun sebelumnya. Sedangkan dalam aturan sebelumnya, KITE pembebasan tidak boleh sama sekali dijual ke dalam negeri. Adapun KITE IKM boleh menjual produksinya, tapi hanya 25% dari nilai ekspornya.
Adapun KITE pembebasan dan KITE IKM dapat melakukan penyerahan hasil produksi untuk penanganan Covid-19 kepada pemerintah atau orang yang memperoleh pembebasan bea masuk dan pajak dalam negeri tanpa mengurangi kuota penjualan lokal.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menjelaskan fasilitas KB dan KITE dimanfaatkan oleh berbagai sektor manufaktur berorientasi ekspor, mulai dari garmen, alas kaki, kertas, elektronik hingga furniture.
"Jadi kami rasa kebijakan ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai sektor manufaktur untuk terus beroperasi dan mengekspor sehingga kelangsungan eksistensi usaha dari perusahaan ini bisa lebih terjaga," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4).
Baca Juga: Ada Covid-19, ini usul Kadin terkait upaya penyelamatan sektor perikanan
Shinta mengungkapkan seberapa besar kebijakan ini bisa meringankan beban tiap perusahaan akan berbeda-beda. Tergantung kemampuan penciptaan skala ekonomis dan volume permintaan pasar yang masih ada baik di pasar global maupun pasar domestik atas barang yang diproduksi.
Pada dasarnya, semakin besar skala ekonomis yang bisa diciptakan perusahaan setelah kebijakan ini berjalan, perusahaan KB/KITE akan semakin diuntungkan. Begitu juga dari sisi permintaan pasarnya, semakin besar permintaan pasar domestik dan internasional yang masih ada atas output industri tersebut, kebijakan ini akan semakin memperlihatkan efek peningkatan efisiensi yang signifikan.
Shinta memberi contoh, industri furnitur KB/KITE kemungkinan tidak akan memperoleh dampak yang terlalu signifikan dibanding industri garmen KB/KITE. Meskipun skala ekonomisnya bisa diciptakan atau diperbesar oleh kedua usaha, permintaan pasar yang masih ada di pasar domestik dan ekspor untuk produk furniture jauh lebih kecil dibanding garmen.
Sebab garmen bisa melakukan peralihan produksi dengan menciptakan Alat Pelindung Diri (APD) yang volume permintaannya sedang meningkat di pasar global maupun pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News