kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.775   -130,00   -1,64%
  • KOMPAS100 1.198   -9,36   -0,78%
  • LQ45 977   -2,97   -0,30%
  • ISSI 227   -2,23   -0,97%
  • IDX30 499   -1,23   -0,25%
  • IDXHIDIV20 603   1,16   0,19%
  • IDX80 137   -0,48   -0,35%
  • IDXV30 141   0,33   0,23%
  • IDXQ30 167   0,23   0,14%

Kadin genjot pemanfaatan kerja sama dengan Iran


Rabu, 02 Oktober 2013 / 17:06 WIB
Kadin genjot pemanfaatan kerja sama dengan Iran
ILUSTRASI. Jenis Sarapan yang Bisa Membuat Awet Muda


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Iran. Hal ini ditunjukkan dengan peresmian pendirian Kadin Indonesia Komite Iran pada hari ini, Rabu (2/10).

Kadin menilai, kerjasama ekonomi, terutama di sektor perdagangan dan investasi dengan Iran sangat berpotensi untuk terus meningkat. Iran menjadi sebuah contoh negara yang mandiri di tengah pemberlakuan sanksi ekonomi.

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto, mengatakan, Iran selama ini jarang mendapatkan perhatian terkait kondisi perekonomiannya.

“Perlu diketahui, potensi kerja sama dengan Iran begitu besar. Caranya, dengan mengedepankan kepentingan nasional dalam setiap kerja sama,” ujarnya di Jakarta Rabu (2/10). 

Menurut Suryo, saat ini Kadin tengah menjajaki kerja sama di antara pihak swasta Indonesia dan Iran, terutama di sektor minyak dan gas, perdagangan dan investasi, perbankan, pariwisata hingga agribisnis serta makanan.

“Kita sudah menghasilkan sekitar 17 nota kesepahaman antara pengusaha nasional dan Iran. Semangat untuk membangun hubungan antar Iran dan Indonesia begitu baik,” kata Suryo.

Ketua Kadin Indonesia Komite Iran, Fadel Muhammad mengatakan, salah satu dari 17 nota kesepahaman dengan Iran yang sudah berjalan adalah pembangunan proyek power plant.

Menurut Fadel, Iran juga sangat gencar berinvestasi di Indonesia terutama dalam membangun kilang minyak atau refinery. 

“Iran bisa mandiri dengan power plant yang dibuat sendiri di dalam negerinya, begitu pun halnya makanan. Indonesia bisa belajar banyak dari Iran” ujar Fadel.

Melalui tangan ketiga

Sejauh ini, tren perdagangan Indonesia dengan Iran menurun dari US$ 1,8 miliar menjadi US$ 1,4 miliar. Dikatakan Fadel, hal itu merupakan efek dari sanksi ekonomi terhadap Iran. 

“Padahal, sebenarnya tidak ada larangan bagi kita untuk melakukan kerja sama dengan Iran. Kami sudah berkonsultasi dengan kedua pihak kedutaan,” katanya.

Fadel menyayangkan, selama ini perdagangan dengan Iran harus melalui tangan ke tiga. Dia bilang, ke depan neraca pembayaran bisa jauh meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. 

Selain transfer teknologi, baik di sektor migas maupun pertanian, Kadin tengah merancang sistem pembayaran perdagangan yang sesuai untuk diterapkan dengan melibatkan Bank Indonesia dan Exim Bank. 

Menurut Fadel, kebijakan Iran saat ini lebih terfokus dan mengarah pada pro bisnis. Sehingga diharapkan tidak hanya pihak Iran yang berinvestasi di Indonesia, tetapi juga sebaliknya. 

Fadel menambahkan, dalam waktu dekat, sekitar awal November atau Desember tahun ini, Presiden Iran dijadwalkan akan melakukan kunjungannya ke Indonesia. Kadin meyakini akan terus meningkatkan kerja sama perdagangan di antara kalangan pengusaha kedua belah negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×