Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tahun ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama pemerintah dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) siap memasarkan 16 proyek infrastruktur senilai total US$ 32,367 miliar. Rencananya, ke-16 proyek tersebut akan dipasarkan dalam hajatan yang digagas Kadin yaitu Indonesia International Infrastructure Confrence and Exhibition (IIICE) yang akan digelar 12-14 April 2011 nanti.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menargetkan dapat menggaet sekitar US$ 5 miliar dari proyek-proyek infrastruktur yang ditawarkan kepada investor dalam negeri itu dan asing. “Iklim investasi lebih mendukung saat ini,” ucapnya, usai konfrensi pers persiapan penyelenggaraan IICE 2011, Kamis (31/3).
Untuk mencapai target tersebut, Suryo mengatakan pemerintah harus berkomitmen dan mendukung investor terjun langsung di sektor infrastruktur. Sebab, dia mengatakan infrastruktur merupakan kebutuhan utama dalam aktivitas perekonomian nasional. "Tanpa ketersediaan infrastruktur yang memadai, sulit bagi Indonesia mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," tandasnya.
Oleh karena itu, ia menilai, perhelatan IICE bisa menjadi jawaban dari Indonesia kepada investor dunia mengenai komitmen pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Kadin optimistis, gelaran IICE akan menarik minat investor dalam pengembangan infrastruktur.
Menurutnya, semakin banyak proyek yang dibiayai oleh pihak swasta maka beban pemerintah dalam menyediakan infrastruktur akan semakin berkurang. Sebab, Kadin memahami bahwa persoalan keterbatasan anggaran negara menjadi beban dan kesulitan pemerintah untuk menyediakan infrastruktur.
Deputi Kepala BKPM Bidang Perencanaan Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan, investasi di bidang infrastruktur perlu terus didorong. Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk infrastruktur hanya mencapai Rp 252,4 triliun atau sekitar 28,6% dari keseluruhan nilai investasi.
Menurutnya, peluang untuk berinvestasi dibidang infrastruktur terbuka lebar. Terlebih, pemerintah sudah memperbaiki dan merevisi kebijakan-kebijakan yang diyakini mempermudah proses penanaman modal baik ditingkat pusat maupun daerah. “Investasi infrastruktur itu bisa jalan tol, air minum, gas, telekomunikasi, dan lainnya. Semua perlu ditingkatkan,” terangnya.
Ia mengatakan, salah satu kebijakan fiskal yang diberikan pemerintah untuk menarik minat investor melalui tax holiday masih dalam finalisasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Jika payung hukum keringanan fiskal ini sudah dikeluarkan, maka pihaknya optimistis semakin banyak investor yang masuk ke Indonesia dan menanamkan modalnya.
Berikut proyek yang siap ditawarkan ke investor;
1. Proyek Southern Bali Water Treatment facility senilai US$ 59,1 juta
2. Purukcahu-Bangkuang Coal Railway senilai US$ 2,1 miliar
3. Maros Water Supply senilai US$ 12,9 juta
4. Tanah Ampo Cruise Terminal senilai US$ 36 juta
5. Bandung Solid Waste Management senilai US$ 86 juta
6. Surakarta Solid Waste Management senilai US$ 7,4 juta
7. Southern Banten Airport senilai US$ 85 juta
8. Umbulan Water Supply senilai US$ 204,2 juta
9. Jatiluhur Water Supply senilai US$ 189,3 juta
10. Jalan Tol Medan Kuala Namu–Tebing Tinggi senilai US$ 475,5 juta
11. Independent Power Producer Jateng senilai US$ 3 miliar
12. Kereta Api Manggarai-Bandara Soekarno Hatta senilai US$ 735 juta
13. Sunda Strait Bridge senilai US$ 25 miliar
14. Jalan Tol Pandaan-Malang senilai US$ 252,8 juta
15. Jalan Tol Pasir Koja–Soreang senilai US$ 102,2 juta
16. Pondok Gede Water Supply senilai US$ 22,4 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News