kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.510.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 15.565   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.789   16,39   0,21%
  • KOMPAS100 1.206   -1,84   -0,15%
  • LQ45 954   -7,01   -0,73%
  • ISSI 236   1,17   0,50%
  • IDX30 492   -2,07   -0,42%
  • IDXHIDIV20 588   -4,32   -0,73%
  • IDX80 137   -0,37   -0,27%
  • IDXV30 143   0,88   0,62%
  • IDXQ30 163   -1,25   -0,76%

Kabinet Super Gemuk Prabowo Dinilai Akan Lumpuh dalam Dua tahun


Selasa, 22 Oktober 2024 / 17:20 WIB
Kabinet Super Gemuk Prabowo Dinilai Akan Lumpuh dalam Dua tahun
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (depan, tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (depan, keempat kanan) berfoto bersama jajaran Menteri dan Kepala Lembaga Tinggi Negara Kabinet Merah Putih yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024).INDEF menilai kabinet super gemuk Prabowo akan mengalami kelumpuhan dalam satu hingga dua tahun mendatang.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai kabinet super gemuk Prabowo akan mengalami kelumpuhan dalam satu hingga dua tahun mendatang. Hal itu lantaran Gerakan Kabinet Merah Putih ini juga dinilai akan lamban.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan melihat pembentukan kabinet super gemuk ini dalam satu hingga dua tahun ke depan gerakannya sudah akan cenderung lamban. Padahal Prabowo sendiri menginginkan suatu Gerakan yang cepat dalam menjalankan berbagai program. 

"Size itu matters dalam hal efisiensi, dengan kabinet super gemuk itu bisa dikatakan dalam satu tahun, dua tahun, gerakan pasti lamban dan akan mengalami kelumpuhan," ungkap Fahil dalam Diskusi Publik INDEF, Selasa (22/10).

Baca Juga: Demokrasi yang Cacat Jadi Tantangan Berat Pemerintahan Prabowo

Fadhil juga menyebutkan  persoalan koordinasi dan tumpang tindih kebijakan berpotensi akan terjadi dalam kabinet dengan jumlah besar. Menurutnya, dengan pembentukan badan dan kementerian koordinator yang baru memicu adanya kebijakan yang tumpang tindih. Padahal persoalan koordinasi antar kementerian/lembaga ini telah terjadi sejak era Jokowi.

"Karena dengan banyaknya jumlah kementerian/Lembaga akan disibukan dengan pembagian kewenangan, masalah internal masing-masing soal koordinasi satu sama lain, sampai hal-hal teknis seperti kantornya dimana juga masih belum jelas," ujarnya. 

Menurut Fadhil pembentukan kabinet super gemuk ini menjadi semacam eksperimen. Dimana Prabowo akan melihat kabinet dengan sususan seperti saat ini apakah bisa mencapai dan menjalankan program-program yang telah dicanangkan. Tapi dengan begitu, Fadhil mengatakan cenderung akan buang-buang Waktu. 

"Akan wasting time kalau harus dirombak dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan," ucapnya. 

Baca Juga: Menteri Kabinet Merah Putih akan Kumpul, Bahas Pertumbuhan Ekonomi 8%

Selanjutnya: Kejar Target Swasembada Pangan, Erick dan Amran Bahas Peran Perusahaan BUMN Terkait

Menarik Dibaca: Ramalan BMKG Cuaca Besok Rabu (23/10) di Yogyakarta Tidak Ada Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×