kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kabinet Super Gemuk Prabowo Dinilai Akan Lumpuh dalam Dua tahun


Selasa, 22 Oktober 2024 / 17:20 WIB
Kabinet Super Gemuk Prabowo Dinilai Akan Lumpuh dalam Dua tahun
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (depan, tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (depan, keempat kanan) berfoto bersama jajaran Menteri dan Kepala Lembaga Tinggi Negara Kabinet Merah Putih yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024).INDEF menilai kabinet super gemuk Prabowo akan mengalami kelumpuhan dalam satu hingga dua tahun mendatang.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai kabinet super gemuk Prabowo akan mengalami kelumpuhan dalam satu hingga dua tahun mendatang. Hal itu lantaran Gerakan Kabinet Merah Putih ini juga dinilai akan lamban.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan melihat pembentukan kabinet super gemuk ini dalam satu hingga dua tahun ke depan gerakannya sudah akan cenderung lamban. Padahal Prabowo sendiri menginginkan suatu Gerakan yang cepat dalam menjalankan berbagai program. 

"Size itu matters dalam hal efisiensi, dengan kabinet super gemuk itu bisa dikatakan dalam satu tahun, dua tahun, gerakan pasti lamban dan akan mengalami kelumpuhan," ungkap Fahil dalam Diskusi Publik INDEF, Selasa (22/10).

Baca Juga: Demokrasi yang Cacat Jadi Tantangan Berat Pemerintahan Prabowo

Fadhil juga menyebutkan  persoalan koordinasi dan tumpang tindih kebijakan berpotensi akan terjadi dalam kabinet dengan jumlah besar. Menurutnya, dengan pembentukan badan dan kementerian koordinator yang baru memicu adanya kebijakan yang tumpang tindih. Padahal persoalan koordinasi antar kementerian/lembaga ini telah terjadi sejak era Jokowi.

"Karena dengan banyaknya jumlah kementerian/Lembaga akan disibukan dengan pembagian kewenangan, masalah internal masing-masing soal koordinasi satu sama lain, sampai hal-hal teknis seperti kantornya dimana juga masih belum jelas," ujarnya. 

Menurut Fadhil pembentukan kabinet super gemuk ini menjadi semacam eksperimen. Dimana Prabowo akan melihat kabinet dengan sususan seperti saat ini apakah bisa mencapai dan menjalankan program-program yang telah dicanangkan. Tapi dengan begitu, Fadhil mengatakan cenderung akan buang-buang Waktu. 

"Akan wasting time kalau harus dirombak dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan," ucapnya. 

Baca Juga: Menteri Kabinet Merah Putih akan Kumpul, Bahas Pertumbuhan Ekonomi 8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×