Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Presiden Joko Widodo membahas konflik Myanmar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-39 ASEAN yang digelar secara virtual.
Jokowi bilang, saat pertemuan di Jakarta pada April 2021 lalu, optimisme disampaikan Jokowi dalam melihat selesainya konflik tersebut. ASEAN sebagai keluarga disampaikan Jokowi hendak memberikan bantuan.
"Sayangnya, uluran tangan keluarga ini tidak disambut baik oleh militer Myanmar. Akses yang diminta oleh Utusan Khusus ASEAN sampai saat-saat akhir KTT masih belum diberikan oleh militer Myanmar," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (26/10).
Baca Juga: Presiden Jokowi ajak pemimpin negara ASEAN beli vaksin bersama untuk kesetaraan
Kepala Negara Republik Indonesia itu bilang ASEAN sangat berharap demokrasi melalui proses yang inklusif dapat segera dipulihkan di Myanmar. Rakyat Myanmar memiliki hak untuk hidup dalam damai dan sejahtera.
ASEAN memutuskan untuk mengundang Myanmar pada tingkat nonpolitik dan memberikan kesempatan bagi Myanmar guna menyelesaikan isu dalam negerinya terlebih dahulu. Hal itu merupakan keputusan yang berat tapi memang harus dilakukan.
“Di satu pihak kita tetap menjaga penghormatan terhadap prinsip non-interference, namun di pihak lain, kita juga berkewajiban menjunjung tinggi prinsip-prinsip lain dalam Piagam ASEAN, seperti demokrasi, good governance, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan pemerintah yang konstitusional,” kata Jokowi.
Keputusan ini juga memberikan ruang bagi ASEAN untuk tetap menjalankan kemajuan-kemajuan. Namun uluran tangan tetap harus ditawarkan kepada Myanmar, termasuk pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar.
Selanjutnya: Myanmar mengecam keputusan ASEAN karena tidak mengundang pemimpin junta di KTT ASEAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News