CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Jokowi: Pengembangan alutsista harus adopsi pengembangan teknologi militer terkini


Senin, 27 Januari 2020 / 14:17 WIB
Jokowi: Pengembangan alutsista harus adopsi pengembangan teknologi militer terkini
ILUSTRASI. Pengembangan alutsista harus mengadopsi pengembangan teknologi militer terkini yang serba digital. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa yang tidak kalah penting adalah perluasan pasar ekspor produk-produk BUMN klaster industri pertahanan. 

“Ini juga saya lihat beberapa sudah dilakukan baik oleh PT PAL, oleh PT Pindad maupun PT DI, ini juga sebuah lompatan yang kita memerlukan pasar yang lebih besar lagi,” ujar Presiden Jokowi, Senin (27/1) dikutip dari laman setkab.go.id. 

Baca Juga: Ini yang diinginkan Jokowi terkait pengembangan alutsista di dalam negeri

Hal lain yang diperlukan, menurut Presiden, berkaitan dengan transfer teknologi, kerja sama dengan BUMN, peningkatan kandungan dalam negeri (TKDN), kemudian pengembangan rantai produksi antar BUMN dengan UKM-UKM dengan perusahaan swasta. 

Adaptasi Teknologi Terkini Kepala Negara juga meminta agar pengembangan alutsista mampu menyerap dan adopsi pengembangan teknologi militer terkini yang serba digital. “Ini memerlukan lompatan tetapi saya yakin dengan BUMN kita berpartner dengan perusahaan-perusahaan luar,” tambahnya. 

Baca Juga: Jokowi bakal tinjau kapal selam Alugoro-405 di PT PAL

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa akan lebih cepat jika mengadopsi perkembangan teknologi terkini dan kita betul-betul mampu mengatasi lompatan energi militer dalam jangka waktu 20, 30, 50 tahun ke depan. 

“Dan mampu memahami menguasai teknologi otomatisasi, teknologi sensor yang mengarah kepada penginderaan jarak jauh serta teknologi IT seperti 5G, komputasi kuantum yang mengarah kepada pengembangan senjata yang otonom serta pertahanan siber,” kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×