kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Beli bus penting untuk mengurai kemacetan


Rabu, 08 Januari 2014 / 15:28 WIB
Jokowi: Beli bus penting untuk mengurai kemacetan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan materinya dalam Roundtable Keuangan Berkelanjutan untuk Transisi Iklim di sela 3rd FMCBG-FCBD G20 di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah pernyataan bahwa pengadaan ratusan bus terlalu cepat. Menurutnya, pembenahan transportasi memang harus segera dilaksanakan untuk mengurai kemacetan di DKI Jakarta.

"Loh, kita ini mau menyelesaikan persoalan tidak? Kalau ndak mau nyelesaiin masalah, ya ndak usah beli apa-apa saja," ujarnya di kantor Balaikota, Jakarta Pusat, pada Rabu (8/1/2014).

Menurutnya, penataan transportasi di Ibu Kota memang perlu segera dilaksanakan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lanjut Jokowi, telah memiliki rencana transportasi. Namun, berpuluh-puluh tahun rencana tidak pernah dieksekusi, sementara situasi lalu lintas di Ibu Kota sudah didera oleh kemacetan yang akut.

"Kayak busway juga sudah delapan tahun, setiap tahun hanya nambah 10 atau 20. Tapi, yang rusak 10 juga. Kalau mau beli, ya langsung 1.000 transjakarta, 3.000 bus sedang," ujarnya.

"Bisa saja sih beli 10, 10, tapi efeknya apa? Itu paling cuma buat ganti yang rusak saja. Ya, enggak nambah dong," cetusnya.

Pembelian ribuan bus serentak, lanjut Jokowi, juga berimbas positif bagi efektivitas pengeluaran anggaran. Dengan demikian, fokus APBD dapat dibagi menjadi beberapa aspek. Misalnya, tahun ini fokus ke penambahan unit bus. Tahun selanjutnya fokus ke pembenahan infrastruktur dan lain sebagainya.

Anggota Komisi B Bidang Transportasi DPRD DKI Jakarta, Taufiq Azhar, mengatakan, rencana pembelian 4.000 bus oleh Pemprov DKI terlalu cepat. Menurut dia, pengadaaan ribuan bus dapat dilakukan secara bertahap dengan diiringi perbaikan sarana dan prasarana pendukung, seperti jalan, halte, dan jembatan penyeberangan orang.

Taufiq mengatakan, Pemprov DKI Jakarta harus dapat melihat kemampuan sarana dan prasarana lalu lintas di Jakarta untuk menampung ribuan bus tersebut. Jika tidak, kata dia, itu dapat mengakibatkan ribuan bus tersebut tidak beroperasi.

"Coba bayangkan 4.000 bus beroperasi, tapi sarana dan prasarana tidak dirapikan. Yang ada bus-bus itu cuma nongkrong dan mubazir jadinya," kata politikus Partai Golkar tersebut.  (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×