kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Jembatan Selat Malaka belum perlu ditawarkan


Rabu, 12 September 2012 / 07:03 WIB
Jembatan Selat Malaka belum perlu ditawarkan
ILUSTRASI. Promo Lotte Mart weekday 26 Juli 2021 masih bisa para pencari diskon manfaatkan. Dok: Instagram Lotte Mart


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Pemerintah Provinsi Riau sudah mengusulkan proyek Jembatan Selat Malaka (JSM) agar masuk dalam proyek konektivitas ASEAN. Tapi, naga-naganya usulan tersebut tak disetujui pemerintah pusat.

Pemerintah menilai, secara ekonomi, proyek jembatan tersebut bakal lebih menguntungkan negara lain ketimbang Indonesia. Apalagi, kondisi ekonomi di wilayah Sumatera belum terlalu kuat.

Jadi, Deputi Menteri Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Perekonomian, Luky Eko Wuryanto mengatakan, tidak usah terburu-buru mewujudkan proyek Jembatan Selat Malaka, sebelum perekonomian di kawasan Sumatera kuat. "Proyek itu belum perlu sebelum perekonomian Sumatera terintegrasi dan Jembatan Selat Sunda dibangun," jelasnya, kemarin.

Menurutnya, proyek yang ditawarkan dalam konektivitas ASEAN harus menguntungkan Indonesia. "Konektivitas tersebut bentuknya pembangunan kawasan maritim Indonesia bukan melulu daratan," jelas Luky.

Makanya, rencana kesepakatan konektivitas ASEAN tahun 2015 mendatang harus sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), bukan sebaliknya. Asal tahu saja, pemerintah fokus merintis keterhubungan di antara enam koridor ekonomi yang ada dalam MP3EI, terutama kawasan timur Indonesia.

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) juga berharap proyek di enam koridor ekonomi diwujudkan terlebih dulu. Bila ini berjalan, dapat mengubah peta industri yang selama ini terpusat di kawasan barat Indonesia. "Indonesia harus andalkan angkutan laut, karena merupakan negara maritim," tuturnya.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, kunci menghadapi ASEAN connectivity adalah kesiapan dan daya saing Indonesia. "Negara lain sudah siap tapi kita masih belum siap," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×