Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kepolisian RI tak hanya melakukan pengamanan di seluruh wilayah di Indonesia menjelang pelaksanaan pemilu, tetapi juga turut mengantisipasi adanya kecurangan yang terjadi pada hari pemungutan suara. Hal ini dilakukan dengan cara razia. Razia pun digelar demi mencegah adanya potensi politik uang atau serangan fajar yang mulai dilakukan hari ini hingga Rabu besok.
"Polri sudah lakukan langkah razia. Kemarin kami menangkap di Palopo, Luwu, dan Gunung Kidul, orang-orang membawa uang recehan diduga untuk dibagikan untuk pemilih," ujar Kapolri Jenderal Sutarman di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/4/2014).
Sutarman mengatakan, para pelaku yang diamankan polisi tertangkap basah membawa uang dengan nominal Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000. Di Gunung Kidul, polisi bahkan menemukan uang recehan dengan nilai total mencapai Rp 510 juta. Tumpukan uang itu dimasukkan ke dalam dua karung.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengungkapkan hampir semua partai politik melakukan serangan fajar. Polisi, lanjut Sutarman, juga masih memeriksa para pelaku. "Kami masih periksa apakah terkait caleg tertentu atau tidak," ujarnya.
Untuk mengantisipasi politik uang, Sutarman memerintahkan aparatnya untuk mengintensifkan razia selama selama minggu tenang. "Mudah-mudahan masyarakat tidak terpengaruh pada uang," imbuhnya.
Selain razia uang serangan fajar, aparat kepolisian juga melakukan razia senjata api, senjata tajam, dan barang berbahaya lainnya untuk menciptakan kondisi yang aman. Untuk personel pengamanan, Polri menurunkan sekitar 335.000 personel di sekitar 500.000 tempat pemungutan suara. Jumlah anggota Polri yang tak memadai akan dibantu dengan anggota linmas.
Menurut Sutarman, khusus untuk daerah-daerah konflik dilakukan penebalan seperti di Aceh, Sulawesi Tengah (Poso), Papua, Nusa Tenggara Barat dengan melakukan penambahan personel. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News