Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemasangan banner raksasa berukuran 22x22 meter di sisi kanan Gedung KPK . Banner bertuliskan "Pilih yang Jujur" tersebut dipasang sebagai salah satu upaya untuk mensosialisasikan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung Rabu (9/4) besok agar masyarakat memilih calon pemimpin yang jujur.
"KPK dalam menghadapai tahun politik 2014 ini mencoba mengambil peran sebagai pemicu untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memastikan bahwa pelaksanaan Pemilu pada tahun ini berjalan dengan berintegritas dan bebas dari korupsi,” kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja, Selasa (8/4).
Lebih lanjut menurut Adnan, definisi wakil rakyat yang jujur yakni yang berani menolak praktik politik uang, sebut saja maraknya jual-beli suara, serangan fajar, barter politik, dan sebagainya. Adnan bilang, politik uang ini sangat memprihatinkan.
“Berdasarkan survei KPK tentang Pemilu Berintegritas tahun 2013 di 12 kabupaten atau kota yang melibatkan 1.200 responden, sebanyak 71,7% masyarakat menganggap lazim terjadinya politik uang,” tambah Adnan.
Pemasangan banner tersebut juga merupakan puncak dari sosialisasi Pemilu 2014 sesuai dengan tagline "Pilih yang Jujur". Sebelumnya, KPK telah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah. Salah satunya melalui surat ke keluarga Indonesia.Bannner raksasa “Pilih yang Jujur” terbentang di sisi kanan gedung KPK
JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemasangan banner raksasa berukuran 22x22 meter di sisi kanan Gedung KPK . Banner bertuliskan "Pilih yang Jujur" tersebut dipasang sebagai salah satu upaya untuk mensosialisasikan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung Rabu (9/4) besok agar masyarakat memilih calon pemimpin yang jujur.
"KPK dalam menghadapai tahun politik 2014 ini mencoba mengambil peran sebagai trigger untuk mengajak seluruh elemen masyarakat memastikan bahwa pelaksanaan Pemilu pada tahun ini berjalan dengan berintegritas dan bebas dari korupsi,” kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja, Selasa (8/4).
Lebih lanjut menurut Adnan, definisi wakil rakyat yang jujur yakni yang berani menolak praktik politik uang, sebut saja maraknya jual-beli suara, serangan fajar, barter politik, dan sebagainya. Adnan bilang, politik uang ini sangat memprihatinkan.
“Berdasarkan survei KPK tentang Pemilu Berintegritas tahun 2013 di 12 kabupaten atau kota yang melibatkan 1.200 responden, sebanyak 71,7% masyarakat menganggap lazim terjadinya politik uang,” tambah Adnan.
Pemasangan banner tersebut juga merupakan puncak dari sosialisasi Pemilu 2014 sesuai dengan tagline "Pilih yang Jujur". Sebelumnya, KPK telah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah. Salah satunya melalui surat ke keluarga Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News