kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang natal dan tahun baru, harga telur diproyeksi akan tetap tinggi


Selasa, 18 Desember 2018 / 14:12 WIB
Jelang natal dan tahun baru, harga telur diproyeksi akan tetap tinggi
ILUSTRASI. Telur ayam


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga telur ayam akan terus melambung di kisaran angka Rp 26.000 per kilogram (kg) hingga Rp 28.000 per kg. Menurut Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DKI Jakarta, Mujiati hal ini akibat dari harga pakan yang mempengaruhi biaya produksi.

“Kami juga sudah rapatkan dengan pak sekda waktu itu, ada juga dari Kementerian Perdagangan untuk mensiasati ini. Memang saat ini kan harga pakan sudah tinggi. Ini juga mempengauhi harga telur,” kata Muji kepada Kontan.co.id, Selasa (18/12).

Muji menyebutkan, biasanya harga telur normal di peternak itu adalah Rp 17.000 per kg hingga Rp 18.000 per kg. Saat ini di tingkat peternah harga sudah mencapai Rp 22.000 per kg. 

Namun faktor demand juga berpengaruh dimana menjelang Natal dan tahun baru banyak masyarakat yang menggunakan telur untuk membuat kue. “Yang pertama juga memang kebutuhannya meningkat, disamping itu harga pakannya naik, ini yang mendorong harga semakin tinggi,” jelasnya.

Sayangnya kenaikan harga ini sulit untuk diredam hingga akhir Desember 2018 ini. Muji menyebutkan bahwa situasi ini sudah secara tahunan terjadi dan diprediksi harga mulai stabil pada awal tahun. “Biasanyasih sampai Januari, jadi pelaku pasar itu sudah hafal di bulan Desember harga akan naik,” jelasnya.

Namun demikian upaya yang dilakukan dalam meredam kenaikan harga ini adalah dengan menggunakan jagung impor yang sudah mulai masuk secara bertahap. Dengan penggunaan jagung impor ini diharapkan harga telur ayam akan turun karena seiring dengan penurunan biaya produksi.

“Saya juga minta upaya dari kemendag, tapi mereka bilang dengan impor jagung itu. Supaya menurunkan biaya produksi. Karena memang dengan mengurangi biaya produksi maka bisa menurunkan harga pokok pembelian,” jelasnya.

Jagung impor sejumlah 100.000 ton sudah mulai masuk ke Indonesia. Namun demikina proses dilakukan secara bertahap dan hingga kini ada 70.000 ton yang sudah masuk. “Katanya sudah masuk beberapa ton minggu lalu, memang belum semua, tapi sebagian sudah masuk diharapkan ini bisa menurunkan harga telur dan ayam,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×