Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemakaian bahan bakar minyak (BBM) subsidi telah melampaui kuota tahun ini. Namun, Pertamina memastikan akan tetap memasok BBM subsidi kepada masyarakat.
Senior Vice President Pemasaran Pertamina Haryoto Saleh mengatakan, jatah solar bersubsidi telah habis pada pertengahan November ini sedangkan premium habis pada awal November lalu. "Kami terus menyetok BBM walaupun persediaannya sudah semakin menipis, " tegasnya, Kamis (18/11).
Stok yang semakin kering ini telah menimbulkan kelangkaan BBM subsidi di sejumlah daerah. Vice President for Corporate Communications Mochamad Harun mengatakan banyak daerah yang belum menerima kucuran BBM subsidi.
Direktur Bina Usaha Hilir Ditjen Migas Departemen ESDM, Saryono Hadiwijoyo membenarkan telah terjadi kelangkaan BBM subsidi. "Kelangkaan bahan bakar terjadi di daerah Jawa Timur," ucapnya.
Karena itu, Pertamina meminta pemerintah segera menentukan sikap untuk menambah jatah atau tidak. Sikap itu perlu lantaran Pertamina tak ingin seperti tahun lalu. Ketika itu, perusahaan minyak dan gas nasional ini menderita kerugian sebesar Rp 6,9 triliun akibat ketidak jelasan sikap pemerintah.
Pemerintah sendiri belum menentukan sikap. Anggota BPH Migas Agus Budi Hartono mengatakan, pihaknya baru akan membahas masalah ini dengan DPR. "Kami akan membahas dengan DPR mengenai penambahan kuota BBM bersubdi di lingkungan masyarakat," terangnya.
Selain itu, Agus bilang pemerintah akan melakukan penghematan dan pengawasan konsumsi BBM bersubsidi. Dia mencontohkan seperti penggunaan kartu pintar (smart card), klasterisasi, pengawasan distribusi dan kampanye hemat BBM.
Asal tahu saja, alokasi BBM subsidi tahun ini sebanyak 36,5 kiloliter. Namun, jatah tersebut habis karena konsumsi naik seiring dengan perkembangan ekonomi yang membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News