Reporter: Adi Wikanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Jatah bahan bakar minyak (BBM) mulai menipis. Hingga pertengahan Oktober lalu, jatah premium tinggal 2,5 juta kiloliter (KL). Sementara, untuk solar tinggal 500.000 KL.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon memperkirakan, jatah yang tersisa itu tidak akan mampu mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun nanti sebab kebutuhan per bulan mencapai 2 juta KL. Karena itu, Effendi mengingatkan, pemerintah untuk segera mengantisipasi masalah tersebut. "Kalau tidak diatasi bakal terjadi gejolak di masyarakat," kata Effendi, Kamis (18/11).
Sebelumnya, pemerintah sudah mengajukan penambahan kuota BBM subsidi pada bulan September lalu. Tapi, Effendi ragu penambahan itu bisa memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. "Bila masih kurang, pemerintah tetap bertanggung jawab memenuhi kebutuhan itu," ujarnya.
Effendi juga mengingatkan, pemerintah memperketat penyaluran BBM subsidi terutama solar di kapal laut. Ia menduga, banyak solar subsidi yang disalurkan secara tidak tepat sasaran. "Banyak kapal non nelayan yang membeli solar kemudian dijual di tengah laut," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR lainnya, Zainuddin Amali mendukung hal itu. Dia meminta BPH Migas memperketat pengawasan penyaluran BBM subsidi. "Selama masih bocor, pemakaian BBM subsidi bakal melonjak," tandas Zainuddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News