Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
“Sedangkan rata-rata lunasi (satu siklus periode sinodis Bulan mengelilingi Bumi) 29,53 hari. Sehingga 89,5:29,53 = 3,03 atau dibulatkan menjadi 3,” tutur Andi.
Namun, jika Bulan purnama pertama terjadi berdekatan dengan awal musim astronomis, maka memungkinkan terjadi empat kali dalam sebuah musim astronomis.
Bulan purnama ketiga dalam sebuah musim astronomis yang mengalami empat kali Bulan purnama inilah yang disebut sebagai “Bulan Biru”.
Jika Bulan purnama terjadi di sekitar awal bulan Masehi, maka memungkinkan dalam sebuah bulan di kalender Masehi terjadi dua kali Bulan purnama. Bulan purnama kedua dalam sebuah bulan di kalender Masehi inilah yang disebut juga sebagai “Bulan Biru”.
Kendati begitu, pada Februari tidak memungkinkan terjadi Bulan Biru karena umur bulan yang lebih pendek dari 29,53 hari.
Baca Juga: Bakal ada fenomena gerhana bulan Super Blood Moon malam ini, simak faktanya
Andi menuturkan, pada tahun-tahun tertentu, bulan Februari tidak mengalami sama sekali Bulan purnama atau disebut Bulan Hitam (Black Moon). Bulan Hitam memungkinkan terjadi jika pada Januari dan Maret terjadi Bulan Biru.
Bulan Biru yang terjadi dua kali dalam setahun disebut sebagai Bulan Biru Ganda (Double Blue Moon). Dan, tidak harus terjadi pada Januari dan Maret saja, tapi bisa terjadi untuk bulan lainnya.
“Fenomena ini cukup langka terjadi, antara tiga hingga lima kali dalam satu abad,” ungkap Andi.
Fenomena Bulan Biru Ganda terakhir kali terjadi pada 2018 dan 1999, serta akan kembali terjadi pada 2037, 2075 (tidak dialami Amerika Selatan, Eropa, Afrika dan Australasia) dan 2094.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Besok Malam Ada Fenomena Blue Moon, Kapan Waktu Puncak dan Apa Istimewanya?"
Penulis: Mela Arnani
Editor: Rizal Setyo Nugroho
Selanjutnya: Mengenal fenomena alam gerhana bulan penumbra yang terjadi sore ini 30 November 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News