Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada hari ini(30/11).
Kepada anggota legislatif, Juda memaparkan persiapan penerapan uang rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
Asal tahu saja, saat ini Juda menjabat sebagai Asisten Gubernur/Kepala Departemen Makroprudensial BI. Dia pun memandang pentingnya penerbitan CBDC terutama di era digitalisasi.
“Penerbitan CBDC sangat diperlukan untuk merespon meningkatnya kebutuhan transaksi digital, adanya mata uang digital bank sentral yang aman, menjaga kedaulatan mata uang rupiah, serta mendorong inklusi keuangan,” jelas Juda.
Baca Juga: Jalani fit and proper test, ini 7 visi calon Deputi Gubernur BI Juda Agung
Dia menjabarkan, ada dua opsi pendekatan penerbitan CBDC ini. Yakni, secara langsung (direct) atau one-tier dan secara tidak langsung (indirect) atau two-tier.
Secara direct, masyarakat baik itu rumah tangga maupun korporasi bisa mendapat token CBDC secara langsung dari bank sentral. Nantinya, masyarakat bisa melakukan penukaran baik dengan uang kertas maupun uang logam maupun bisa dengan mendebet langsung dari rekening bank.
Nah, untuk secara indirect, akan dilakukan lewat dua tahap alias diedarkan lewat perbankan. Ini mirip dengan pengedaran uang kertas maupun logam yang selama ini dilakukan.
Akan tetapi, Juda menegaskan bahwa untuk detil spesifikasi terkait rupiah digital ini masih didalami oleh BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News