Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom menilai, penting bagi pemerintah untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Karena ini bermuara pada terjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Terlebih, konsumsi rumah tangga merupakan roda penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, untuk menjaga keyakinan masyarakat untuk berbelanja, yang terpenting saat ini adalah menjaga inflasi tetap landai.
Baca Juga: OJK Lakukan Pengawasan Tegas, Topang Stabilitas Industri Jasa Keuangan
"Mengendalikan inflasi dengan ketersediaan stok pangan yang mencukupi. Kalau perlu, turunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi," terang Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (10/7).
Memang, inflasi sudah kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 2%-4% secara tahunan. Atau, pada Juni 2023 kemarin inflasi berada di level 3,52% secara tahunan (YoY).
Namun, Bhima menilai ini masih terlalu tinggi. Mengingat, rata-rata inflasi pra pandemi Covid-19 adalah 3% YoY. Sehingga, ini menjadi pekerjaan rumah lagi bagi otoritas.
"Kalau inflasi tinggi, ini akan menggerus belanja masyarakat, terutama untuk makanan minuman, transportasi, dan perumahan," tambahnya.
Selain menjaga inflasi, Bhima juga. memandang perlunya mendukung daya beli masyarakat dengan memberikan bantuan subsidi upah (BSU) kepada sektor padat karya.
Industri juga perlu mendapat fasilitas mencari pasar ekspor alternatif. Ini guna menambah jumlah lapangan kerja sehingga banyak masyarakat yang memiliki pekerjaan.
Bhima memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di sepanjang tahun 2023 berada di kisaran 4,8% YoY hingga 5% YoY.
Baca Juga: Luhut: Keberlanjutan Industri Asuransi Penting untuk Perkuat Perekonomian
Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri di sepanjang tahun 2023 untuk berada di kisaran 4,7% YoY hingga 5% YoY.
Sememtara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, untuk mendorong konsumsi rumah tangga diperlukan pengaluran belanja fiskal yang cepat dan tepat.
David menyayangkan dana pemerintah pusat maupun daerah masih banyak mengendap di perbankan maupun BI. Padahal, dana ini bisa digunakan untuk belanja produktif yang mendorong konsumsi serta pertumbuhan ekonomi.
Senada dengan Bhima, David menilai menjaga tingkat inflasi berada di kisaran sasaran BI tetap menjadi hal wajib bagi pemerintah. Ini guna menjaga daya beli masyarakat untuk tidak tergerus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News