Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Jakarta membutuhkan infrastruktur dan sarana transportasi umum perkotaan yang lebih bagus. Apalagi dengan mulai berjalannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Jakarta nantinya akan menjadi ibu kota bagi negara-negara ASEAN lain.
Inilah kemudian yang menjadi alasan kenapa pembangunan transportasi massal di DKI Jakarta seperti Mass Rapid Transit (MRT) yang dilakukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT MRT Jakarta sangat penting. Walaupun dinilai lambat, proyek ini patut mendapat apresiasi positif. "Kalau transportasi kita seperti ini, mana ada yang mau datang,"kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Ahok di Pullman Hotel Jakarta, Kamis (26/6).
Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI, Hadiyanto mengatakan, memang pembangunan infrastruktur Indonesia masih kalah dibandingkan negara lain. Terutama untuk transportasi, jumlah kendaraan terus meningkat sementara capaian pembangunan infrastruktur lamban.
Hadiyanto menambahkan bujet infrastruktur baru 2%-3%. Dalam 10 tahun pembangunan jalan baru 142 kilometer, padahal pertambahan kendaraan roda dua, 7,5 juta dan roda empat 1,6 juta. Seharusnya, rata-rata diperlukan 10 juta kilometer. "Masalahnya ada di keterbatasan anggaran dan masalah fiskal," kata Hadiyanto.
Ia menambahkan partisipasi swasta penting untuk alokasi anggaran. Misalnya yang dilakukan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kerjasama dengan DKI dan pemerintah pusat harus dipastikan implementasinya. Kebutuhan transportasi massal terutama di Jabodetabek penting bagi warga yang meninginkan kenyamanan dan keamanan. Ahok sempat mengatakan kalau dalam 10 tahun ini infrastruktur Jakarta tidak beres, maka Jakarta akan mengalami bencana demografi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News