kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Isu Kerawanan Pangan akan Dibahas pada Pertemuan Menteri Pertanian G20 di AS


Minggu, 09 Oktober 2022 / 18:53 WIB
Isu Kerawanan Pangan akan Dibahas pada Pertemuan Menteri Pertanian G20 di AS
ILUSTRASI. Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 secara perdana akan bertemu di Washington DC, Amerika Serikat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/POOL/nym.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 secara perdana akan bertemu di Washington DC, Amerika Serikat. Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting (JFAMM) ini diselenggarakan bersamaan dengan rangkaian Pertemuan Tahunan IMF – Bank Dunia 2022 pada 11 Oktober mendatang.

JFAMM merupakan kegiatan inisiatif kolaborasi negara - negara G20 Jalur Keuangan dan Jalur Sherpa, yang ditujukan untuk membahas perkembangan terkini, mengidentifikasi solusi, dan arah ke depan dalam mengatasi kerawanan pangan global.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan hari ini Menteri Pertanian Republik Indonesia bertolak ke Amerika dan diagendakan untuk hadir pada pertemuan JFAMM tersebut.

Baca Juga: Presidensi G20 Indonesia Dorong Digitalisasi bagi Percepatan Inklusi Keuangan

Kuntoro melanjutkan, para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 akan bertemu dan membahas empat poin utama. Pertama adalah membangun upaya anggota G20 untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi.

Kedua, mendukung secara politis untuk pemetaan, penyusunan kerangka acuan, dan tindakan konkrit yang akan diambil mengatasi permasalahan tersebut. Ketiga, menjajaki aksi konkrit untuk mengatasi krisis ketersediaan pupuk dan kerawanan pangan yang mendesak.

“Dan poin terakhir adalah mempertimbangkan koordinasi di bidang keuangan dan pertanian jangka panjang untuk mempercepat implementasi komitmen, membantu mengatasi kesenjangan yang teridentifikasi, serta memperkuat dan menghindari duplikasi dengan inisiatif yang telah berjalan” ujar Kuntoro dalam keterangan tertulis, Minggu (9/10).

Keempat poin tersebut, lanjut Kuntoro, diharapkan dapat menghadirkan komitmen bersama negara - negara G20 dan dapat menjadi solusi permasalahan pangan di dunia.

“Seperti yang diungkapkan Bapak Menteri Pertanian, pangan adalah persoalan human rights, tidak boleh ada yang tertinggal, semua harus memiliki akses yang sama terhadap pangan” ucap Kuntoro.

Terkait krisis pangan global yang mulai terasa di banyak negara, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kerap menekankan bahwa persoalan pangan harus direspon secara cepat melalui semangat kolaborasi. 

Baca Juga: Revitalisasi Bandara Ngurah Rai Rampung 99%

Pada saat membuka Pertemuan Tingkat Menteri Pertanian (Agriculture Ministers Meeting/AMM) Negara G20 beberapa waktu lalu di Bali, Mentan Syahrul kembali menegaskan bahwa kunci mengatasi krisis pangan global adalah kebersamaan.

“Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal, kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang” tegas Syahrul.

Sebagai informasi, Pertemuan JFAMM akan dihadiri secara fisik maupun virtual oleh Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian dari negara-negara anggota G20. Selain itu, pertemuan JFAMM juga akan dihadiri oleh perwakilan negara-negara undangan dan organisasi internasional bidang pertanian dan keuangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×