kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Istana Kepresidenan susun strategi hadapi perlambatan ekonomi akibat virus corona


Senin, 10 Februari 2020 / 17:05 WIB
Istana Kepresidenan susun strategi hadapi perlambatan ekonomi akibat virus corona
ILUSTRASI. Wisatawan berjalan di kawasan Pura Taman Ayun, Badung, Bali, Jumat (14/12/2018). Wisatawan mancanegara yang datang ke Bali masih didominasi turis Cina yaitu mencapai 23,4 persen dari total wistawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pihak Istana Kepresidenan mewaspadai virus corona sebagai risiko bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa sebab disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Arif Budimanta.

Kontribusi China terhadap Indonesia cukup besar mengingat ekspor ke China mencapai angka 16,6% dari total ekspor Indonesia. "Jadi kalau China bergejolak dari sisi demand maka akan berpengaruh terhadap ekspor Indonesia," ujar Arif saat konferensi pers, Senin (10/2).

Baca Juga: Kementan terbitkan rekomendasi impor bawang putih sebanyak 103.000 ton

Dari sisi ekspor, Arif mendorong ekspor ke pasar non tradisional. Oleh karena itu, perluasan pasar diperlukan untuk memperbaiki neraca dagang.

Selain sektor ekspor, China juga berpengaruh bagi sektor pariwisata Indonesia. Ditutup sementaranya penerbangan dari dan ke China membuat daerah yang mengandalkan pendapatan dari pariwisata tertekan.

Oleh karena itu, Istana Kepresidenan menyusun strategi salah satunya dengan mendorong kegiatan di kawasan yang terdampak seperti Bali. Arif bilang pertemuan baik pemerintah maupun swasta akan diarahkan ke lokasi pariwisata.

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) pasang target produksi batubara hingga 4,5 juta ton di tahun ini

"Meningkatkan aktivitas pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran baik pemerintah atau swasta diarahkan ke wilayah yang ketergantungan pertumbuhan ekspornya datang dari sektor wisata," terang Arif.

Baca Juga: Istana: Kontraksi harga komoditas tekan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Sejalan dengan itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono juga mendorong perluasan pasar. Pasalnya virus korona menyebabkan potensi penurunan ekspor CPO Indonesia ke China. "Pasar luar negeri harus semakin terdiversifikasi," terang Joko.

Ekspor CPO ke China busa mencapai angka 5 juta ton per tahun. Sementara penyerapan CPO dalam negeri pun dinilai sudah cukup untuk memenuhi program biodiesel 30% (B30).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×