Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyudi Kumorotomo menyayangkan adanya pengangkatan staf khusus (stafsus) menteri baru-baru ini. Pasalnya, pemerintah saat ini tengah melakukan penghematan di Kementerian/Lembaga (K/L).
“Pengangkatan staf khusus seperti ini sungguh ironis di tengah upaya pemerintah untuk meyakinkan seluruh jajaran K/L untuk berhemat, memangkas anggaran yang tidak perlu dan melakukan realokasi ke anggaran yang penting bagi layanan publik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Wahyudi menjelaskan, dengan jumlah 48 K/L dan tambahan jumlah jabatan wakil menteri, anggaran diperkirakan akan membengkak dari Rp 387,6 miliar menjadi Rp 777 miliar per tahun. Belum lagi adanya penambahan jabatan stafsus menteri hingga personil lainnya.
Baca Juga: Tugas Yovie Widianto sebagai Staf Khusus Presiden
“Spekulasi mengenai penambahan pejabat negara di K/L cukup beralasan karena ada kecenderungan banyak Menteri dan Wamen menambah berbagai pos jabatan baru di samping begitu banyaknya portofolio K/L yang dipecah-pecah,” jelasnya.
Wahyudi menegaskan, tidak ada urgensi dari pengangkatan stafsus maupun staf ahli di banyak K/L, apalagi ada semangat penghematan anggaran. Menurutnya, dalam 5 tahun ke depan APBN bakal berat terutama untuk membayar utang jatuh tempo.
Dia bilang, kecenderungan merekrut para pemengaruh, pendengung dan artis-artis terkenal juga menunjukkan bahwa jajaran K/L sekarang ini sekadar berlomba-lomba untuk memoles citra, tetapi kurang memperhatikan substansi tugas pokok yang harus dilaksanakan.
“Masuknya para pesohor tanpa kompetensi yang benar-benar relevan dengan tugas K/L hanya akan mengaburkan tugas pokok dan misi yang diemban oleh K/L untuk memberikan layanan yang terbaik buat rakyat,” tandasnya.
Baca Juga: Sebagai Presiden, Prabowo Subianto akan Didampingi 12 Staf Khusus
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin melantik sejumlah stafsus, di mana salah satunya ialah artis yang terkenal dengan jargon ‘close the door’ yakni Deddy Corbuzier.
"Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo (Deddy Corbuzier) sebagai Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik," kata Kepala Biro Info Pertahanan Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas, dalam keterangannya.
Selain Deddy, Menhan juga melantik sejumlah orang sebagai Stafsus dan Asisten Khusus, yakni Mayjen TNI (Purn) Sudrajat sebagai Staf Khusus Menhan Bidang Diplomasi Pertahanan, Kris Wijoyo Soepandji sebagai Staf Khusus Menhan Bidang Tata Negara.
Baca Juga: Sebanyak 12 Staf Khusus Presiden akan Dampingi Prabowo, Ini Rincian Tugasnya
Kemudian, Lenis Kogoya sebagai Staf Khusus Menhan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Indra Irawan sebagai Staf Khusus Menhan Bidang Ekonomi Pertahanan dan Sylvia Efi Widyantari Sumarlin sebagai Asisten Khusus Menhan Bidang Cyber Security.
Selanjutnya: Terus Ekspansi Gerai, Ini Strategi Sumber Alfaria (AMRT) Dongkrak Penjualan di 2025
Menarik Dibaca: Cek Harga Emas ANTAM dan Beli Lewat Aplikasi Ini! Dijamin Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News