Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai mencari investor dari negara-negara non tradisional untuk menggarap sejumlah proyek infrastruktur. Kali ini, investor dari Brasil dibidik untuk menggarap tiga proyek pengembangan pelabuhan hub internasional, yaitu Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, dan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat.
Investor dari negara non tradisional memang diperlukan, agar investasi asing di proyek infrastruktur tidak hanya berasal dari Jepang dan China. Masuknya investor dari Brasil diharapkan bisa menjadi pembanding sekaligus alternatif baru dalam pengembangan infrastruktur.
Apalagi dalam dua tahun terakhir minat investor asal Brasil ke Indonesia meningkat pesat. Bahkan nilai investasi langsung dari Brasil di Indonesia pada tahun 2017 berada di peringkat 18, pertama kali masuk kelompok 20 besar.
"Ini bagus buat pembanding, orang kan lihatnya proyek-proyek kita dibiayai China melulu," jelas Bastary Pandji Indra, Direktur Pengembangan Kerja Sama Pemerintah dan Swasta atau Public Private Partnership (PPP) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam forum "Welcoming Investor Indonesia-Brazil" di kantor Kementerian Perekonomian, Senin (23/4).
Investor Brasil yang hadir dalam acara itu diwakili DTA Engenharia Group. Mereka terlihat antusias dengan paparan dan tawaran pemerintah RI. Pihak DTA banyak bertanya terkait detil proyek hingga untung rugi proyek.
Kepala Bussiness Development DTA Engenharia, Rodrigu Ruiz beberapa kali juga menawarkan jasa dragging atau pengurugan pelabuhan. Ia juga menunjukan latar belakang dan kapabilitas lembaganya dalam proyek pelabuhan. "Proyek Terminal Ponta Negara (Liquid Bulk Terminal) senilai US$ 1,6 miliar salah satu hasilnya," klaimnya.
Ke depan, akan ada pertemuan lagi untuk mematangkan kerjasama tersebut. Pemerintah berharap DTA Engharia Group akan menjadi pelopor investor Brazil dalam membiayai proyek PPP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News