kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Swiss di Indonesia tahun ini berpotensi tumbuh 10%


Kamis, 27 Februari 2020 / 14:14 WIB
Investasi Swiss di Indonesia tahun ini berpotensi tumbuh 10%
ILUSTRASI. Investasi Swiss di Indonesia tahun ini berpotensi tumbuh 10%. KONTAN/10/6/2019


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah mengeluarkan beleid sapu jagat melalui RUU Omnibus Law disambut baik kalangan pengusaha. Swiss-Indonesian Chamber of Commerce (SwissCham) yang menaungi perusahaan-perusahaan asal Swiss menyebutkan beleid ini akan memberikan percepatan investasi dari negara tersebut.

Luthfi Mardiansyah, Chairman SwissCham Indonesia menyebut beleid Omnibus Law akan memastikan iklim berusaha di Indonesia akan lebih baik. Pasalnya beleid ini memuat semua aturan yang mempermudah, tidak hanya dari sisi perizinan, tetapi juga sinergitas dengan daerah dan tenaga kerja.

Baca Juga: SwissCham : Investasi perusahaan Swiss di Indonesia tahun lalu tembus US$ 7 miliar

“Saat ini kan di kita pengangguran ada tetapi yang tersedia untuk bisa langsung bekerja itu masih sedikit. Jadi supply and demand-nya tidak match, bukan dari sisi jumlah tetapi ketersediaan tenaga kerja yang skillnya cocok dengan kriteria industri,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/2)

Pihaknya juga membuat diskusi yang menghasilkan Policy Paper Advancing Indonesia 4.0 : An Opportunity for Transformation berupa ide kosntruktif untuk menggali dan menelusuri potensi ekonomi Indonesia dan Swiss.

Naskah ini menjadi dukungan kepada pemerintah Indonesia dalam mempermudah izin dan investasi serta memaksimalkan I-EFTA CEPA yang sudah ditandatangani dan dalam proses ratifikasi.

Tahun lalu, perusahaan Swiss yang berinvestasi di Indonesia tercatat mencapai US$ 7 miliar yang didominasi sektor manufaktur, farmasi dan kimia. Harapannya, tahun ini akan banyak investasi baru yang masuk, tidak hanya sektor eksisting tetapi sektor-sektor baru yang peluangnya masih bisa digarap maksimal.

Baca Juga: Menko Luhut meluncurkan green investment untuk Papua dan Papua Barat

“Tahun ini optimisnya relatif naik sekitar 10% karena sekarang saja sudah banyak komitmen-komitmen yang sudah kita siapkan,” lanjutnya.

Salah satu yang terbesar yang akan masuk adalah perusahaan produsen kereta Stadler Rail yang akan membawa investasi sebesar US$ 200 juta untuk membangun pabrik di Banyuwangi, Jawa Timur. Ke depan akan banyak perusahaan-perusahaan baru yang menanamkan modalnya di Indonesia.

“Di policy paper kami bagi beberapa industri termasuk FMCG karena ada produk Swiss yang bisa dijual dan diproduksi disini tetapi malah diimpornya dari Singapura. Kalau langsung impor dari Swiss dan mereka tahu market Indonesia mungkin mereka mau buka pabriknya disini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×