Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Investasi dan Perhubungan Chris Kanter mengatakan, realisasi investasi China di Indonesia pada triwulan I 2010 ini tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan tahun sebelumnya. China membenamkan uangnya sebanyak US$ 16,8 juta pada triwulan I 2010. Sementara pada 2009, investasi negeri tirai bambu itu mencapai US$ 65,5 juta, atau jika di rata-rata angkanya US$ 16,4 juta per triwulan.
“Saya melihat kisarannya masih dalam kategori yang sama dengan yang lalu, karena naiknya tidak signifikan,” ujar Chris.
Investasi, kata Chris, termasuk yang dari China, baru bisa dilihat pada paruh kedua 2010, atau mulai triwulan III 2010. Sebab ACFTA baru saja diberlakukan. Sementara pengambilan keputusan bisnis di bidang investasi tak bisa secepat di bidang perdagangan.
“Investor biasanya akan melihat dulu, apakah environment-nya sudah menarik untuk investasi atau belum,” terangnya. Selain itu, investor juga masih menunggu Daftar Negatif Investasi yang belum kunjung dirilis pemerintah.
Chris menilai, investor China sebetulnya memandang Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang potensial. Apalagi pemerintahan saat ini tergolong ramah kepada investor, misalnya upaya pemangkasan perizinan investasi sehingga memudahkan bagi investor.Selain itu, Indonesia dianggap lebih stabil menghadapi krisis.
“Dibanding dengan Malaysia, Indonesia saat ini jauh lebih menarik. Sebab, Malaysia ternyata rapuh terhadap krisis. Stabilitas politiknya pun belum terjaga karena proses demokrasi di sana belum matang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News