CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

INSA: Berat mengejar target ekonomi 5,2%


Senin, 07 Agustus 2017 / 22:35 WIB
INSA: Berat mengejar target ekonomi 5,2%


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA.  Carmelita Hartoto, Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) menyatakan berat untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun ini. Menilik kondisi saat ini yang terhitung lesu khususnya sektor transportasi laut.

"Agak berat rasanya mengejar kuartal 3 dan 4 untuk menaikkan pertumbuhan ke 5,2%," ujar Carmelita ketika dihubungi KONTAN pada Senin (7/8).

Menurutnya, dari segi pelayaran hingga kini masih menunggu tender dari pemerintah. Tidak banyak kerja yang dilakukan karena menunggu proyek dari BUMN.

Menurut Carmelita, lesunya transportasi laut selama ini disebabkan kurangnya komunikasi antara stakeholder di pemerintahan dengan pihak pelayaran dan perkapalan. Ia mengaku, mengetahui kebutuhan pemerintah akan kapal ketika diobrolkan di media.

"Waktu itu pemerintah, ESDM, atau BUMN dan pabrik semen misalnya membutuhkan kapal atau sesuatu, tapi tiba-tiba yang hadir dari kapal asing Turki. Kita tentu tidak tahu kebutuhan pemerintah kalau tidak diberitahu," jelas Carmelita.

Selain masalah tender, beberapa kebijakan pemerintah dianggap masih tidak pro perkapalan, misalnya tarikan pajak. Hal ini membuat industri transportasi laut belum dapat membantu banyak pada pertumbuhan ekonomi.

"Untuk BBM misalnya, kalau di negara lain bbm tidak ditarik untuk domestik dan transportasi baik laut maupun udara. Tapi di Indonesia, hal kecil seperti itu tetap ditarik ke kita," ujarnya.

Menurut Carmelita pula, dari suku bunga bank, Indonesia masih terhitung tinggi yang kini sebesar 11-12% karena di luar negeri tidak sebesar itu, yakni sebesar 1-2%.

"Jika seperti ini kan persepsi industri transportasi makin turun untuk melakukan usaha."

Menurut Carmelita, pemerintah seharusnya dapat membuat kebijakan yang lebih pro kepada pelayaran dan perkapalan. "Jika tidak, pertumbuhan kuartal 3 dan 4 kemungkinan hanya 5% saja," ujarnya memprediksi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini sebesar 5,01% year on year (yoy). Angka itu sama persis dengan angka kuartal I 2017. Namun dibanding kuartal II 2016 yang mencapai 5,18% pencapaian di kuartal II 2017 melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×