Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini sebesar 5,01% year on year (yoy). Angka itu sama persis dengan angka kuartal I 2017. Namun dibanding kuartal II 2016 yang mencapai 5,18% pencapaian di kuartal II 2017 melambat.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi semester I 2017 mencapai 5,01% yoy, melambat dari semester I 2016 yang sebesar 5,04% yoy.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, dirinya pesimistis dengan target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dikerek naik mencapai 5,2% dalam APBN-P 2017. Menurut Juniman, angka paling rasional untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sendiri adalah 5,05%.
“Paling banter 5,1%, tetapi paling rasional 5,05%. Di semester II ini kan pemerintah dihadapkan pada penerimaan pajak yang tidak menggembirakan,” ujarnya.
Nah, bila ingin tumbuh 5,2%, menurut Juniman, pertumbuhan di semester II sendiri harus rata-rata 5,4%. Ia menilai, angka tersebut terlalu besar.
“Susah, kecuali ada extra effort. Kalau pemerintah seperti ini susah. Maka saya juga sayangkan mengapa target harus dinaikkan,” katanya.
Asal tahu saja, pemerintah memiliki asumsi awal di APBN 2017 sebesar 5,1%. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kenaikan asumsi pertumbuhan ekonomi jadi 5,2% disebabkan membaiknya pertumbuhan ekspor-Impor, konsumsi pemerintah, konsumsi, dan investasi.
"Semua motor pertumbuhan ekonomi itu ada di zona positif," ujarnya saat menjelaskan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (10/7).
Kinerja ekspor diperkirakan akan mencapai 4,8% dan impor mencapai 3,9%. Sementara itu, motor penggerak ekonomi lainnya yakni konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sebesar 5,1%, konsumsi pemerintah 4,6%, dan investasi 5,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News