kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Inilah proyeksi optimistis dalam asumsi dasar penyusunan RAPBN 2021


Rabu, 24 Juni 2020 / 03:42 WIB
Inilah proyeksi optimistis dalam asumsi dasar penyusunan RAPBN 2021
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappena Suharso Monoarfa (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parleme


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan DPR RI telah menyepakati besaran Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan Target Pembangunan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2021 (KEM-PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaa (RAPBN) 2021. 

Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan Target Pembangunan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2021 ini akan menjadi dasar pemerintah untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 yang akan disampaikan kepada DPR dalam bentuk nota keuangan RAPBN 2021 pada pertengahan Agustus 2020 mendatang.

Asumsi Dasar Ekonomi Makro:⁣

  • - Pertumbuhan Ekonomi (%, YoY) 4,5 – 5,5⁣
  • - Inflasi (%) 2,0 – 4,0⁣
  • - Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD) 13.700 – 14.900⁣
  • - Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) 6,29 – 8,29⁣

Target Pembangunan:⁣

  • - Tingkat Pengangguran Terbuka (%)7,7 – 9,1⁣
  • - Tingkat Kemiskinan (%) 9,2 – 9,7⁣
  • - Gini Rasio (indeks) 0,377 – 0,379⁣
  • - IPM (indeks) 72,78 – 72,95⁣

Indikator Pembangunan:⁣

  • - Nilai Tukar Petani (NTP) 102 – 104⁣
  • - Nilai Tukar Nelayan (NTN) 102 – 104⁣

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal ini melalui akun instagramnya yang diunggah pada Selasa (23/6) malam.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu kembali pulih di 2021? Apa pendapatmu? ⁣ ⁣ Saya bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas, Gubernur BI, Ketua DK OJK, dan Kepala BPS mendiskusikan hal ini bersama Komisi XI DPR RI dengan sangat produktif pada saat pembahasan Asumsi Dasar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dan RAPBN 2021 sebagai bagian dari proses merumuskan RAPBN 2021 (Senin 22 Juni 2020).⁣ ⁣ Dengan melihat proyeksi pertumbuhan negatif di kuartal ke-2 (Q2) yang sebentar lagi berakhir, Pemerintah akan fokus pada langkah-langkah mitigasi perlambatan ekonomi secara lebih mendalam dan pemulihan ekonomi di kuartal ke-3 (Q3) dan kuartal ke-4 (Q4). Dengan berkolaborasi, kami berharap pertumbuhan Q3 dapat terjaga agar tidak menyentuh level negatif. Dengan demikian di Q4 pun pertumbuhan akan sedikit naik di kisaran 1 – 3,4%. Proyeksi ini sejalan dengan akselerasi belanja pemerintah, khususnya perlindungan sosial dan insentif dunia usaha yang sudah mulai dirasakan, serta berbagai program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga sudah mulai jalan.⁣ ⁣ Pemerintah dan DPR pun menyepakati besaran Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan Target Pembangunan dalam KEM-PPKF RAPBN Tahun 2021 sebagai berikut. ⁣ ⁣ Asumsi Dasar Ekonomi Makro:⁣ - Pertumbuhan Ekonomi (%, YoY) 4,5 – 5,5⁣ - Inflasi (%) 2,0 – 4,0⁣ - Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD) 13.700 – 14.900⁣ - Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) 6,29 – 8,29⁣ ⁣ Target Pembangunan:⁣ - Tingkat Pengangguran Terbuka (%)7,7 – 9,1⁣ - Tingkat Kemiskinan (%) 9,2 – 9,7⁣ - Gini Rasio (indeks) 0,377 – 0,379⁣ - IPM (indeks) 72,78 – 72,95⁣ ⁣ Indikator Pembangunan:⁣ - Nilai Tukar Petani (NTP) 102 – 104⁣ - Nilai Tukar Nelayan (NTN) 102 – 104⁣ ⁣ Kita berharap, tanpa mengorbankan sisi kesehatan, di 2021 kinerja ekonomi sosial sudah membaik, kegiatan produktif bisa diperkuat. Belanja penanganan COVID-19 telah didesain untuk mendorong baik sisi demand (yaitu konsumsi, investasi, ekspor) maupun sisi supply (yaitu pemberian insentif dunia usaha termasuk yang padat karya, berdaya ungkit, dan UMKM), agar dunia usaha bangkit lagi.⁣ ⁣

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati) on

"Saya bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Kepala Badan Pusat Statistik mendiskusikan hal ini bersama Komisi XI DPR RI. Diskusi sangat produktif pada saat pembahasan Asumsi Dasar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dan RAPBN 2021 sebagai bagian dari proses merumuskan RAPBN 2021 (Senin, 22 Juni 2020)," kata Sri Mulyani Indrawati.⁣⁣

Menurut Menkeu dengan melihat proyeksi pertumbuhan negatif di kuartal II-2020 yang sebentar lagi berakhir, Pemerintah akan fokus pada langkah-langkah mitigasi perlambatan ekonomi secara lebih mendalam dan upaya pemulihan ekonomi di kuartal III-2020 maupun dan kuartal IV-2020. 

Karena itu dengan berbagai kolaborasi, Menkeu berharap pertumbuhan kuartal III dapat terjaga agar tidak menyentuh level negatif. Dengan demikian pada kuartal IV pun pertumbuhan akan sedikit naik di kisaran 1% – 3,4%. 

Proyeksi ini lanjut Menkeu, sejalan dengan akselerasi belanja pemerintah. Khususnya belanja perlindungan sosial dan insentif dunia usaha yang sudah mulai dirasakan. Selain itu juga berbagai program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga sudah mulai jalan.⁣⁣

SELANJUTNYA>>>



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×