kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah perbandingan pesangon di Omnibus Law Cipta Kerja dengan UU 13/2003


Selasa, 06 Oktober 2020 / 10:09 WIB
Inilah perbandingan pesangon di Omnibus Law Cipta Kerja dengan UU 13/2003
ILUSTRASI. Inilah perbandingan pesangon di Omnibus Law Cipta Kerja dengan UU 13/2003. KONTAN/Cheppy A.Muclis/04/07/2018


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sidang Paripurna DPR Senin (5/10/2020) resmi mengesahkan omnibus law rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja. Di media sosial, banyak beredar informasi Omnibus law Cipta Kerja merugikan buruh / pekerja karena uang pesangon dihapuskan. Benarkah demikian?

Omnibus law Cipta Kerja disahkan DPR setelah sembilan fraksi di DPR menyatakan persetujuannya. Hanya dua fraksi di DPR yang menolak pengesahan omnibus law Cipta Kerja, yakni dari Partai Demokrat dan PKS.

Pengesahan omnibus law Cipta Kerja juga mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat terutama kalangan buruh. Alasannya, omnibus Law Cipta Kerja merugikan buruh karena perubahan kebijakan tentang pesangon.

Bagaimana pengaturan pesangon buruh/pekerja menurut omnibus law Cipta Kerja? Apa yang membedakan pengaturan upah buruh dalam omnibus law Cipta Kerja dengan sebelumnya?

Baca juga: Promo Tupperware Oktober 2020 edisi tempat snack, ada diskon hingga 29% dll

Sebelum ada omnibus law Cipta Kerja, pesangon buruh/pekerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Aturan itu tertuang di pasal 156 dan 157.

Berdasarkan draft Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan DPR Senin (5/10/2020) maupun UU 13/2003, pengusaha wajib membayar uang pesangon  dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima buruh/pekerja jika terjadi pemutusan hubungan kerja.

Berikut perbandingan ketentuan pesangon buruh/pekerja dalam Omnibus Law Cipta Kerja dengan UU 13/2003.

Perbandingan uang pesangon bagi buruh antara

Omnibus Law Cipta Kerja dengan UU 13/2003
  Uang pesangon  
Masa Kerja Omnibus Law  Cipta Kerja UU 13/2003
< 1 tahun 1 bulan upah 1 bulan upah
1 hingga <2 tahun 2 bulan upah 2 bulan upah
2 hingga <3 tahun 3 bulan upah 3 bulan upah
3 hingga < 4 tahun 4 bulan upah 4 bulan upah
4 hingga <5 tahun 5 bulan upah 5 bulan upah
5 hingga <6 tahun 6 bulan upah 6 bulan upah
6 hingga <7 tahun 7 bulan upah 7 bulan upah
7 hingga <8 tahun 8 bulan upah 8 bulan upah
8 > 9 bulan upah 9 bulan upah
     
  Uang penghargaan
Masa Kerja Omnibus Law  Cipta Kerja UU 13/2003
3 hingga < 6 tahun 2 bulan upah 2 bulan upah
6 hingga < 9 tahun 3 bulan upah 3 bulan upah
9 hingga < 12 tahun 4 bulan upah 4 bulan upah
12 hingga < 15 tahun 5 bulan upah 5 bulan upah
15 hingga < 18 tahun 6 bulan upah 6 bulan upah
18 hingga < 21 tahun 7 bulan upah 7 bulan upah
21 hingga < 24 tahun 8 bulan upah 8 bulan upah
24 tahun lebih 10 bulan upah 10 bulan upah

Selain uang pesangon dan uang penghargaan, Omnibus Law Cipta Kerja dan UU 13/2003 juga mengatur pemberian uang penggantian hak pekerja.  Menurut UU 13/2003, uang penggantian hak pekerja itu meliputi:

  1. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
  2. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
  3. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
  4. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Baca juga: Murah sekali, lelang mobil dinas Kementan di Jakarta ini mulai Rp 13 juta

Sedangkan uang penggantian hak pekerja menurut Omnibus Law Cipta Kerja yakni:

  1. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
  2. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
  3. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Selanjutnya: Pertamina akan menurunkan harga BBM Pertalite jadi setara Premium di wilayah ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×