kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Inilah Dampak Ekonomi dari Gagalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20


Jumat, 31 Maret 2023 / 05:52 WIB
Inilah Dampak Ekonomi dari Gagalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
ILUSTRASI. Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 berdampak besar bagi perekonomian Tanah Air. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf


Sumber: Harian KONTAN,TribunNews.com,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 berdampak besar bagi perekonomian Tanah Air. 

Pasalnya, Indonesia kehilangan kesempatan besar untuk meraih keuntungan dari perhelatan olahraga dunia tersebut. 

Mengutip Kompas.com, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda mengungkapkan, Indonesia kehilangan potensi nilai ekonomi yang mencapai Rp 188 triliun menyusul gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20. 

Dia menjelaskan, perhitungan tersebut berasal dari potensi pengeluaran secara langsung yang mencapai Rp 110 triliun untuk biaya akomodasi penginapan hotel, transportasi hingga makanan dan minuman, serta biaya tidak langsung yang mencapai Rp 78 triliun. 

"Kalau hitungan saya, potensi nilai tambah yang hilang dari dibatalkannya piala dunia U-20 di Indonesia mencapai Rp 188 triliun. Ini mencakup untuk penginapan, transportasi, makanan dan minuman serta banyak lainnya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2023).

Sementara untuk biaya potensi masuk yang tidak langsung yang disebabkan dari multiplier effect dijelaskan Nailul mencapai Rp 78 triliun yang berasal dari biaya membeli oleh-oleh hingga biaya hiburan lainnya jika ingin sambil berlibur di Indonesia tepatnya di Bali.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sedih dan Kecewa Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Berikut sejumlah dampak yang dialami Indonesia akibat kegagalan RI menjadi tuan rumah Piala Dunia U20: 

UMKM 

Melansir Kompas.com, UMKM Indonesia gagal mendapatkan omzet sebesar miliar rupiah dalam pergelaran olahraga Piala Dunia U-20. 

Ketua Bidang UMKM/IKM Apindo Ronald Walla mengatakan, seharusnya ajang itu bisa menjadi peluang UMKM di bidang suvenir, makanan dan minuman, serta jasa. 

Omzet yang bisa diraup pun tidak kecil, tetapi hingga miliaran rupiah. 

"Betul sangat disayangkan. Kapasitas satu stadium antara 15.000-100.000 pengunjung. Apabila rata-rata jumlah pengunjung sehari mencapai 30.000 pengunjung, dan misal sepertiga pengunjung mengeluarkan biaya untuk belanja makanan atau minuman plus suvenir Rp 100.000 per orang, secara konservatif omzet mereka bisa Rp 1 miliar. Itu sehari, belum selama piala dunia berlangsung kan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2023). 

Baca Juga: FIFA Membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Apa Kata Jokowi?

Menurut Ronald, selain bisa membuka peluang rezeki bagi UMKM, ajang Piala Dunia U-20 itu juga menjadi ajang kompetensi para UMKM untuk berwirausaha. 

Para UMKM akan memutar otak dan menyiapkan berbagai strategi untuk bisa berusaha di momen tersebut. 

"Kewirausahaan atau mental dan mindset entrepreneurship sangat penting untuk selalu diasah untuk bisa menjadi pengusaha naik kelas. Sekarang di era digital ini kita dengan mudah bisa melihat apa yang laku dan yang tidak. Untuk para pengusaha UKM yang mau maju, akan berpikiran kritis dan berlomba-lomba berwirausaha dan menambah pengalaman," jelas Ronald. 

Hotel 

Mengutip Tribun Solo, PR and Event Manager Hotel Alila Tesa Puji Astuti menyebut sekitar 50% pendapatan terisi dari penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023. 

Ia pun mengaku harus memutar otak untuk mengisi kekosongan akibat batalnya Piala Dunia U-20.

"Kita cari gantinya dimana itu agak mikir. Mikirnya sangat keras. Karena bisa dibilang 50 persen pendapatan dari target itu, terisi dari mereka," paparnya kepada TribunSolo.com, Kamis (30/3/2023).

Sebelumnya, Alila hotel menjadi salah satu hotel bintang 5 di Solo yang diinspeksi oleh tim dari FIFA.

Nasib sama dialami puluhan hotel di Solo, Palembang, Bandung, Surabaya, Bali dan Jakarta yang menjadi tempat pertandingan.

Baca Juga: Breaking News! FIFA Akhirnya Mencoret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U 20

Merchandise

Mengutip Kontan, PT Juara Raga Adidaya (Juaraga), pemegang lisensi merchandise Piala Dunia U20, merupakan salah satu pihak yang gagal meraih keuntungan dari ajang Piala Dunia U20. 

"Sebagai pemegang lisensi merchandise, tentu saja kami merasakan dampak besar dari pembatalan ini, sebut Mochtar Sarman, CEO Juaraga dalam keterangan resmi, Kamis (30/3). 

Apalagi, Juaraga juga telah memproduksi 53 jenis merchandise, terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×