Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
“Saat itu juga langsung saya perintah kepada menteri untuk dibenahi kemudian seingat saya dikucurkan juga setelah itu PMN sebesar Rp 1,5 triliun,” tambah Presiden.
Kepala Negara mengakui bahwa dirinya pernah di pabrik sehingga dapat melihat bagaimana manajemen dan tata kelola perusahaan. Hal penting lain, menurut Presiden, adalah perubahan dari product driven kepada market driven.
“Ini penting sehingga kita bisa memproduksi bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga alat-alat pertahanan, tetapi juga menghasilkan produk untuk menghasilkan produk nonmiliter sampai kepada mendorong agar lebih banyak pesanan, order, dari dalam negeri,” tambahnya.
Baca Juga: Jokowi: Sensus penduduk 2020 berlangsung online
Terutama, soal belanja pertahanan dalam APBN yang mencapai sebesar Rp 127 triliun. Ia menegaskan bahwa minimal paling tidak seperti di negara yang lain paling tidak 15 tahun industri-industri strategis harus memiliki order atau pesanan.
“Sehingga arahnya, tata kelolaanya bisa direncanakan, bisa dibangun sebuah rencana panjang yang baik dan investasinya menjadi lebih terarah,” ujar Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News